Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Provinsi Rawan Terdampak El Nino

Kompas.com - 17/06/2015, 20:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan upaya khusus (upsus) guna mengantisipasi ancaman dampak gelombang panas El Nino terhadap pertanian. Sebanyak 18 provinsi terindikasi rawan terdampak gelombang panas El Nino.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Moch. Syakir mengatakan, gelombang panas El Nino memang diprediksikan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Lapan berjenis moderat.

Gelombang panas lemah akan terjadi mulai Juni, dan makin moderat hingga puncaknya November. Syakir menuturkan, dari data tersebut dapat diartikan El Nino datang hampir bersamaan dengan masa tanam kering atau musim kemarau, yakni April-September (Asep).

“Namun, kalau toh terjadi El Nino yang berbahaya untuk pertanian, Kementan sudah mengantisipasi,” kata Syakir, di Jakarta, Rabu (17/6/2015). Kementan, sambung Syakir, telah melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan terdampak gelombang panas.

Kurang lebih ada 18 provinsi yang tersebar di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi yang potensial terdampak El Nino. “Yang rawan terdampak ada18 provinsi, tapi tidak semua wilayah di provinsi itu terkena, hanya beberapa kabupaten saja. Ada di NTB, Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah,” jelas Syakir.

Syakir menuturkan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah memanggil semua kepala dinas dari provinsi yang rawan terdampak El Nino, serta Dandim untuk berkoordinasi.

Upaya khusus
Kementan telah menyiapkan pula program upaya khusus (upsus) diantaranya penyediaan pompa air, benih, dan pupuk. Pembagian pompa air sudah dilakukan sebagian. “Kegiatan upsus itu salah satu inputnya adalah pompa air,” kata Syakir.

Selain itu, Kementan juga menyiapkan benih dan pupuk manakala ada produksi padi yang terganggu kekeringan, dan petani perlu menanam kembali. Menurut Syakir, komoditas pertanian yang kemungkinan besar akan terdampak gelombang panas adalah padi dan jagung.

“Tentu tanaman semusim. Yang harus kita jaga adalah target swasembada padi itu nomer satu kita amankan,” kata Syakir.

Sementara itu, untuk komoditas hortikultura seperti cabai, Syakir mengatakan sentra produksi hortikultura tidak banyak yang berada pada daerah rawan dampak El Nino. Apalagi, hortikultura biasanya ditanam di masa penghujan, bukan di musim kemarau.

“Kalau ditanam di musim kering pun rata-rata di daerah yang punya sumber air yang cukup. Jadi selama ini hortikultura itu punya daerah yang memiliki infrastruktur yang bagus,” sambung Syakir.

Demikian juga dengan peternakan. Syakir mengatakan, gelombang panas El Nino juga tidak akan banyak berpengaruh terhadap peternakan. Pasalnya, biasanya para peternak memilih lokasi yang memiliki sumber air cukup banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com