Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Cipali Beroperasi, Bagaimana Nasib Perekonomian Pantura?

Kompas.com - 18/06/2015, 03:46 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai, rampungnya pembangunan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) akan memiliki dampak yang tak sedikit terhadap perekonomian di jalur Pantai Utara (Pantura), terutama di Jawa Barat.

Magnet tol terpanjang di Indonesia itu bisa membuat beralihnya pengguna jalan Pantura. Akibatnya, masyarakat dan pengusaha yang menggantungkan diri pada jalur Pantura kehilangan pendapatan.

"Penurunan ekonomi akan terjadi di Pantura. Misalnya pengusaha SPBU, rumah makan, makanya Pak Jokowi sudah bilang pengusaha Pantura dipindahkan ke rest area (Tol Cipali), tapi harus diawasi. Saya khawatir malah pengusaha baru (yang menguasai rest area Cipali)," ujar Djoko di Jakarta, Rabu (17/6/2015).

Djoko mengaku tak percaya jika para pengusaha usaha kecil menengah (UKM) tak berminat menjajakan produknya di rest area Tol Cipali. Menurut dia, butuh peran Pemerintah Daerah untuk mendorong para UKM di sekitar jalur Pantura itu mengembangkan usahanya di rest area tol sepanjang 116,7 km itu.

"Kan kasian kalau diserahkan ke mereka. Para kepala daerah yang wilayahnya dilewati Tol Cipali itu harus melindungi para UKM. Bisa diberi insentif, bisa juga Pemda-nya yang bayar sewa tempat untuk pelaku UKM," kata dia.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengungkapkan, Tol Cipali jelas akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah yang dilaluinya. Namun kata dia, efek tersebut tak akan besar karena perencanaan pembangunan Tol Cipali tak melihat potensi daerah yang dilaluinya.

"Pertumbuhan pasti meningkat, ada warung, ada hotel. Tapi kan yang perlu diperhatikan kita bikin Tol Lintas Jawa itu dari tahun 1980-an, harus direvisi. Ini menyambungkan dua titik dan setiap daerah yang dilalui punya potensi baru dibikin jalan. Ini tidak begitu. Lihat exit tol yang ada, ada apa di situ? Apakah ada kawasan Industri kah? Kawasan perumahan kah? Pariwisata kah? Ini malah dibuat dulu aja jalannya. Kebalik ini pemikirannya," kata Agus.

Dia mencontohkan bagaimana Belanda membangun jalur kereta api di Indonesia dengan melihat potensi daerah. "Lihat Belanda bagaimana bangun rel itu melihat titik-titik itu ada perkebunan sehingga ada barang angkut. Kalau sekarang tidak begitu, buat saja jalan yang penting enggak macet," ucap dia.

baca juga: Ada Tol Terpanjang di Indonesia, Akankah Pantura Berhenti Jadi Proyek Abadi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com