Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Mahal, Porsi Saham Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation

Kompas.com - 23/06/2015, 20:47 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) meminta Presiden Joko Widodo segera mengoreksi keputusan pembagian porsi saham atau share down pengelolaan Blok Mahakam Kalimantan Timur yang menjadikan pengelolaan Blok Mahakam tidak 100 persen kepada PT Pertamina (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah No.35 tahun 2014. Presiden FSPPB Eko Wahyu Laksmono menyayangkan keputusan pemerintah yang menyebut Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation masih bisa mendapatkan saham 30 persen.

Kendati tidak gratis, Eko memandang keputusan tersebut sebagai sebuah paksaan. Menurut Eko, alih kelola Blok Mahakam ini sangat penting. Sebab, kalau BUMN bisa mengambil 100 persen saham di Blok Mahakam,  upaya tersebut akan diikuti blok-blok lain. “Siaran pers Menteri ESDM sungguh mengecewakan. Apa salah kami sehingga Pertamina tidak diberikan kepercayaan?” kata Eko, dalam konferensi pers, Selasa (23/6/2015).

Eko mengatakan, penting bagi Indonesia untuk menguasai 100 persen blok minyak dan gas (migas) di Indonesia. Sebab, saat ini penguasaan migas oleh asing sudah mendominasi 85 persen, sedangkan BUMN migas hanya 15 persen.

Eko menuturkan tidak susah bagi Pertamina untuk mengoperasikan Blok Mahakam. Pertamina sudah memiliki pengalaman dalam meningkatkan produksi blok lepas pantai utara Jawa ONWJ setelah diambil alih dari British Petroleum (BP). Bahkan menurut Eko, lapangan migas Mahakam tidak lebih sulit daripada ONWJ. “Jenis lapangan di Mahakam bukan susah. Training seminggu-sebulan selesai. Kalau share down 30 persen terlalu mahal. Untuk sharing pengalaman, reason 30 persen sungguh menggelikan. Tidak masuk akal,” ucap Eko.

Dalam kesempatan sama, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Faisal Yusra yakin operator Pertamina dapat mengoperasikan Blok Mahakam. “Karena bukan di offshore lepas, cuma di pinggir pantai. Kami pengalaman dengan WMO. Tidak masalah kalau tidak ada Total di sana (Mahakam),” ujar Faisal.

Faisal mengatakan dengan tegas, Pertamina tidak bersikap anti terhadap asing. Sebab, dalam sejumlah proyek, Pertamina juga bekerja sama dengan asing. Akan tetapi, jika dikatakan bahwa Pertamina ingin memiliki 100 persen Blok Mahakam adalah nasionalisme sempit, Faisal menolaknya. “Nasionalisme sempit adalah kata-kata yang dikarang-karang,” kata Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com