Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghapusan Pajak Barang Mewah Hanya Dinikmati Segelintir Orang Kaya

Kompas.com - 25/06/2015, 15:02 WIB

KOMPAS.com — Andjani, 34 tahun, baru saja turun dari Airbus A330–200 di Bandara Soekarno-Hatta dengan rute penerbangan Singapura–Jakarta. Dia salah satu dari sekian pramugari yang tangannya menenteng tas berisi pakaian dan sepatu branded alias bermerek.

Di dalam tasnya, Andjani juga membawa beberapa buku berbahasa Inggris yang susah dicari di Jakarta. Juga, tas merek Louis Vuitton (LV) koleksi terbaru seri Monogram Canvas Pochette Métis. Kenapa belanja di Singapura? Alasannya, murah.

Harga tas LV, misalnya. Bersebelahan dengan Museum Seni di Marina Bay, Singapura, toko LV membanderol Monogram Canvas Pochette Métis sekitar 1.870 dollar Singapura atau sekitar Rp 18,70 juta dengan kurs Rp 10.000 per dollar Singapura. Di Indonesia, harganya bisa mencapai Rp 26 juta lebih lantaran kena pajak penjualan barang mewah (PPnBM) 40 persen.

Jadi, dihitung-hitung, belanja di Singapura lebih murah meski setelah memasukkan harga tiket pesawat, pajak bandara, biaya taksi, dan sebagainya. Yang menarik, Andjani belanja bukan untuk dirinya sendiri. Lantaran sering bolak-balik Singapura–Jakarta, tak jarang ia mendapat “titipan” barang branded dari sanak saudara.

Perbedaan harga juga membuat kaget Wedha Stratesti Yudha, 32 tahun, yang baru pertama mengunjungi Piazza di Spagna di Roma, Italia. Harga barang branded di Piazza ternyata bebas pajak untuk turis seperti dia. Pajak bisa diklaim balik (refund) di bandara sewaktu balik ke Indonesia. Istilahnya, global tax refund (GTR). Dus, Anda membeli barang branded apa pun di Piazza, jatuhnya lebih murah berlipat ganda ketimbang membeli di Indonesia. “Dan antrean paling panjang di bandara di Eropa, memang kebanyakan klaim GTR,” ungkap Wedha.

Selain murah, ketersediaan barang juga jadi alasan Rony Rahardian, kolektor barang branded. Pemilik rumah desain ONX Studio ini terutama mengoleksi sepatu dan jam tangan. Yang unik, koleksi Rony merupakan barang-barang yang hanya diproduksi di negara tertentu, contoh saja, sepatu Nike.

Beberapa koleksi hanya diproduksi di Jepang atau hanya dijual di Italia. Jadi, orang harus pergi ke Jepang atau Italia jika ingin mendapatkan koleksi edisi terbatas tersebut. Harganya di kisaran Rp 5 juta ke atas. “Kalau produksi di Indonesia ada, mendingan beli di Indonesia,” cetus Rony.

Sebagai gambaran, menurut hasil survei TripAdvisor 2015 terhadap 44.000 pelaku pariwisata di seluruh dunia, termasuk 594 responden dari Indonesia, jumlah wisatawan Indonesia tahun ini akan tumbuh sekitar 25 persen yang rata-rata membelanjakan dana Rp 32,15 juta per orang.

Sedangkan Kementerian Pariwisata mencatat, tahun 2013, jumlah wisatawan nasional yang ke luar negeri mencapai 7,97 juta dengan pertumbuhan 9 persen-10 persen setiap tahun. Dari jumlah wisatawan itu, total pengeluaran di luar negeri mencapai 7,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 94,51 triliun. Rata-rata belanja sekitar 912,31 dollar AS per wisatawan.

LOUIS VUITTON Ilustrasi

Tahun ini, total pengeluaran di luar negeri diperkirakan mencapai 8,88 miliar dollar AS atau sekitar Rp 115,39 triliun. Hitungan ini berdasarkan asumsi pertumbuhan jumlah wisatawan Indonesia ke luar negeri 10 persen dan belanja rata-rata per orang 920 dollar AS.

Pengaruh daya beli kecil

Yang lebih pelik, bukan hanya jumlah orang berbelanja barang mewah ke luar negeri semakin bertambah. Barang-barang selundupan yang masuk ke Indonesia pun makin tak terbendung dan luput dari pengawasan pemerintah. Singkat kata, menimbang potensi belanja masyarakat Indonesia dan dampak kerugian atas barang selundupan, pemerintah akhirnya menghapus PPnBM terhadap barang-barang mewah.

Jika tadinya beberapa barang terkena PPnBM antara 20 persen–75 persen, kini sama sekali bebas pajak. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menerangkan, tujuan aturan itu salah satunya untuk mengerek daya beli masyarakat. Maklum, daya beli memang terpukul lemahnya rupiah terhadap dollar AS dan inflasi. Ujung-ujungnya, pertumbuhan ekonomi awal tahun ini terperosok, cuma 4,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Toh, lanjut Bambang, proses pengawasan terhadap branded goods alias barang mewah juga susah sekali lantaran sangat gampang masuk melalui bandara. “Mereka belanja dari luar negeri, bilang untuk dirinya sendiri. Tapi, sampai di sini, mereka jual,” tutur Bambang. Lagi pula, biaya pengawasan terhadap barang-barang mewah ini juga terlalu tinggi.

Barang mewah yang dimaksud Bambang itu merupakan bagian dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 106/PMK.010/2015 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang Dikenai PPnBM. Aturan ini merevisi PMK 130/PMK.011/2013 alias hasil revisi atas PMK 121/PMK.011/2013.

Halaman:
Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com