Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Gandeng PT KAI, Layanan Penukaran Uang Kecil Juga Hadir di Stasiun

Kompas.com - 26/06/2015, 03:12 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Guna melayani masyarakat yang ingin menukar uang pecahan kecil, Bank Indonesia tak hanya mengandalkan kantor cabang bank atau Layanan Kas Keliling untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang kecil itu. BI juga menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyediakan layanan penukaran UPK di stasiun.

"Layanan penukaran UPK bekerja dana dengan PT KAI pada 5 stasiun yaitu Pasar Senen, Cikini, Gambir, Tanah Abang, dan Jatinegara," ujar Deputi Departemen Pengeloaan Uang BI Yudhi Harymukti di Kantor BI, Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Dia melanjutkan, layanan penukaran UPK di lima stasiun itu akan diberikan Rp 455 juta. Diharapkan dengan layanan penukaran di stasiun itu, masyarakat memiliki alternatif tambahan tempat penukaran UPK, selain di kantor cabang bank dan layanan kas keliling dengan menggunakan mobil.

Selain ketiga layanan itu, BI juga akan memberikan layanan penukaran UPK kolektif secara bergiliran bagi instansi pemerintah dan lembaga negara serta instansi-instansi yang memberikan layanan publik.

Kegiatan penukaran UPK di wilayah Jabidetabek dilakukan bekerjasama dengan 11 bank pada 81 titik lokasi kantor cabang yaitu BCA 4 lokasi, BII 10 lokasi, BJB 9 lokasi, BNI 7 lokasi, BRI 7 lokasi, BTN 10 lokasi, CIMB Niaga 10 lokasi, DKI 5 lokasi, Bank Mandiri 6 lokasi, Bank Panin 5 lokasi, dan Bank Permata 8 lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com