Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Melambat, Konsumsi Rokok Turun

Kompas.com - 26/06/2015, 21:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Melemahnya pertumbuhan ekonomi ikut memukul produsen rokok. Saat ekonomi melambat, konsumsi rokok ikut turun dan berujung pada penurunan produksi.
Ismanu Soemiran, Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) menyebut, penurunan produksi terlihat dari Januari–Mei 2015.

"Turun 12,5 persen ketimbang periode yang sama 2014," kata Ismanu, Kamis (25/6/2015).

Lebih detail, Ismanu bilang, pemesanan pita cukai hasil tembakau (CK-1) periode Januari–Mei 2015 tercatat 129,3 miliar batang, turun ketimbang pemesanan pita cukai periode yang sama tahun 2014 sebanyak 147,8 miliar batang.

Turunnya produksi otomatis langsung menurunkan pendapatan negara dari cukai dan pajak daerah.

Tahun lalu, setoran dari cukai dan pajak industri rokok mencapai Rp 147 triliun, dengan omzet pelaku industri Rp 300 triliun. Setoran industri rokok ini sekitar 8,2 persen terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Selain karena perekonomian yang lesu, penyebab lain yang menurunkan penjualan rokok berasal dari kenaikan tarif cukai. Tak hanya itu, Ismanu menyebut kampanye anti rokok ikut mempersempit ruang gerak jualan rokok.

Melihat penurunan produksi rokok yang signifikan ini, Ismanu meminta pemerintah tidak memojokkan industri rokok. Alasan Ismanu adalah, industri rokok telah memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan negara.

Selain itu, industri rokok menjadi industri padat karya yang menyerap tenaga kerja. Sehingga, Ismanu mengambil kesimpulan, jika kondisi penjualan rokok turun terus, maka akan ada ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri rokok.

Ancaman PHK bukan isapan jempol. Tahun lalu, ada 10.000 tenaga kerja industri rokok yang terkena PHK. Jika kondisi penjualan rokok terus turun, Ismanu memproyeksikan ada sekitar 10.000 pekerja industri rokok yang terancam kena PHK tahun ini.

Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian menyebut keluhan dari pelaku industri rokok tersebut akan menjadi perhatian pemerintah. "Pemerintah sedang mengusahakan pendapatan dari pajak. Namun, jangan sampai membuat industri kolaps," kata Panggah. (Putri Kartika Sinaga)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com