Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RJ Lino: Di Pelabuhan Ada Moto 'Kalau Bisa Dipersulit Mengapa Dipermudah'

Kompas.com - 29/06/2015, 20:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Pelindo II R.J. Lino menilai, persoalan waktu inap barang (dwell time) di Pelabuhan Tanjung Priok bukanlah persoalan mudah. Bahkan, kata dia, ada moto tersendiri di pelabuhan yang bisa mencerminkan keruwetan sistem tersebut.

"Saya pikir ini bukan masalah kecil (karena ada 18 kementerian-lembaga). Di pelabuhan itu sudah terkenal, sudah menjadi sebuah moto pak 'Kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah'," ujar Lino saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (29/6/2015).

Dia menjelaskan, meski Pelindo II adalah pemegang teritorial Pelabuhan Tanjung Priok, namun ada 18 kementerian dan lembaga yang memiliki kewenangan pada tiga tahap yang menentukan dwell time yaitu pre-customs clearance, custom clearance, dan postcustoms clearance.

Menurut Lino, tahap yang menyumbang waktu paling lama pada dwell time di Pelabuhan Tanjung Priok saat ini yaitu tahap pre-customs clearance. Pada tahap itu terdapat 8 kementerian-lembaga yang memiliki kewenangan diantaranya Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Badan Karantina Pertanian (Barantan).

Kedelapan kementerian-lembaga itu kata Lino sangat berwenang mengeluarkan surat perizinan barang ekspor-impor yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara itu, Pelindo II hanya memiliki kewenangan pada tahap postcustoms clearance. Tahap tersebut merupakan tahap terakhir sebelum barang tersebut keluar dari pelabuhan.

Menurut Lino, kontribusi tahap postcustoms clearance pada dwell time relatif kecil karena prosesnya hanya sekitar 1 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com