Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank-bank di Yunani Tutup Selama Sepekan

Kompas.com - 30/06/2015, 10:48 WIB

ATHENA, KOMPAS.com -
Lagi, penduduk Yunani harus terus menenggak pil pahit. Kali ini, sehari sebelum tenggat jauh tempo pembayaran utang ke Dana Moneter Internasional (IMF), Yunani memberlakukan kontrol ketat likuiditas. Pemerintah Yunani meminta seluruh bank berhenti operasi selama sepekan.

Setidaknya ada tiga poin penting aturan baru yang terbit Senin dinihari (29/6/2015), demi mengantisipasi krisis likuiditas di Yunani. Pertama, seluruh perbankan menutup operasional mulai 28 Juni hingga 6 Juli.

Kedua, nasabah perbankan dibatasi menarik uang tunai dari ATM maksimal 60 euro atau 66 dollar AS per hari, per kartu, per akun. Tetapi, nasabah Yunani bebas menarik uang tunai  menggunakan kartu debit atau kredit, jika dilakukan di luar negeri.

Ketiga, kegiatan transfer atau pembayaran dari bank Yunani ke luar negeri dilarang selama sepekan mendatang. "Saya meminta masyarakat tetap tenang dalam beberapa hari mendatang. Perbankan Yunani aman, begitu juga dengan pembayaran pensiun dan gaji pegawai," ujar Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras, seperti dikutip Bloomberg.

Pemerintah Yunani mengatakan, aturan darurat likuiditas sewaktu-waktu bisa diperpanjang lebih dari sepekan. Yang pasti, nasib perbankan Yunani bergantung pada referendum yang digelar 5 Juli mendatang.

Tsipras memutuskan menggelar referendum dengan tujuan mengantongi restu rakyat untuk menerima atau menolak syarat yang diajukan negara kreditur. Hasil referendum juga bakal menentukan masa depan Yunani sebagai anggota zona euro atau malahan hengkang.

Makin genting
Pengumuman referendum dan kontrol ketat likuiditas kian mencemaskan penduduk Yunani. Kepercayaan masyarakat kian hari kian mengempis. Antrean panjang di mesin ATM dan pom bensin menjadi pemandangan lazim di setiap sudut kota Yunani.

"Saya tidak percaya ini bisa terjadi. Saya mencoba agar tidak khawatir dan bisa bangun pagi hari dengan tenang," ujar ungkap Evgenia Gekou, serorang warga seperti dilansir Reuters.

Kondisi kian genting karena dalam tempo 24 jam, Yunani harus membayar utang senilai 1,5 miliar kepada IMF yang jatuh tempo hari ini (30/6/2015). Sumber ketidakpastian nasib Yunani adalah belum tercapainya kesepakatan antara Yunani dengan para kreditur.

Negara Uni Eropa menawarkan menyuntikkan dana segar 35 miliar dollar AS bagi pembangunan ekonomi Yunani hingga tahun 2020. Syaratnya, memangkas dana pensiun dan mengerek pajak. (Dessy Rosalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com