Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Go-Jek, "Startup" Lokal dengan Pertumbuhan Nomor Satu

Kompas.com - 01/07/2015, 22:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
PT Gojek Indonesia mengklaim sebagai perusahaan start up dengan pertumbuhan terbesar di Indonesia. Perusahaan aplikasi pemesan jasa ojek juga pengiriman paket ini akan terus berekspansi.

Founder sekaligus CEO Gojek Indonesia Nadiem Makarim menyatakan, sejak diluncurkan pada Januari 2015, jumlah pengojek yang ada di Gojek selalu bertambah. Dia bilang, hingga kini, jumlah pengojek di Gojek telah mencapai 10.000 orang.

"Kami bangga karena kami menjadi start up buatan Indonesia dengan tingkat pertumbuhan nomor satu di Indonesia. Terlihat dari jumlah yang download sebesar 500.000 lebih. Pengojek ada 10.000 yang tersebar di empat kota Indonesia," kata Nadiem dalam konferensi pers Gojek Street Safety, Selasa (30/6/2015).

Empat kota yang sudah dimasuki Gojek adalah Jabodetabek, Bali, Bandung, Surabaya. Nadiem masih merahasiakan ekspansi kota mana lagi dan berapa target pengojek yang ingin direkrutnya sampai akhir tahun. Menurut Nadiem, saat ini ada 200 tukang ojek yang mengajukan lamaran untuk menjadi pengojek di Gojek.

"Tentunya target kami merekrut pengojek dengan proporsi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan yang ada di pasar," terangnya tanpa menyebut angka pastinya.

Sayang, Nadiem enggan mengungkap berapa nilai investasi yang telah dikucurkan oleh perusahaan. Yang jelas, pihaknya, akan memperkaya fitur-fitur yang ada di Gojek. Fitur akan disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki semangat nasionalisme.

"Masalah uang-uangan, investasi, jumlah order saya tidak bisa disclose," ucap Nadiem. (Merlinda Riska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com