"Maret tahun depan kami akan tahu partner kami siapa. Awal Januari 2016 akan kami lakukan site preparation. Tahun depan kira-kira pertengahan 2017 untuk Bontang akan mulai Ground Breaking," ujar Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi kepada wartawan dalam konferensi pers di Kantor Pusat Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kamis (2/6/2015).
Dia menjelaskan, awalnya pembangunan kilang minyak baru di Bontang itu diperkirakan membutuhkan waktu 4 tahun. Namun, karena segala infrastruktur di Bontang sudah baik, pembangunan kilang tersebut bisa hanya 2,5 tahun.
Sementara itu terkait investasinya, Rachmad mengungkapkan bahwa pembangunan kilang baru minyak di Bontang diperkirakan mencapai 12 miliar dollar AS.
Namun, dengan berbagai kesiapan infrastruktur yang ada, nilai pembangunan itu diperkirakan menurun menjadi 10 miliar dollar AS saja.
Hingga saat ini lanjut dia, sudah ada beberapa calon kandidat yang tertarik menjadi partner Pertamina membangun kilang baru tersebut. Meski akan dikerjasamakan dengan swasta asing, Pertamina menegaskan bahwa nantinya mayoritas kepemilikan kilang itu tetap akan dipegang Pertamina.
"Roadshow kami akan lakukan untuk cari partner. Termasuk ini yang melamar kan banyak. Lahan ini adalah lahan yang dimiliki oleh PT Badak LNG artinya ini lahan negara dan bersertifikat. Di sana ada 600 hektar tapi kilang butuh 400 hektar. Jadi cukup," kata Rachmad.
Pertamina berencana membangun 4 kilang minyak baru dan penambahan kapasitas 4 kilang yang sudah ada dalam proyek Refining Development Masterplan Program (RDMP). Kedua program tersebut untuk menaikan produksi minyak nasional Karena konsumsi BBM pada 6 sampai 10 tahun ke depan diperkirakan akan mencapai 2,4 juta sampai 2,8 juta barel per hari. Saat ini konsumsi BBM nasional sebesar 1,6 juta barel per hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.