Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaya Potensi Panas Bumi, tapi Rasio Elektrifikasi Jabar Hanya 83,77 Persen

Kompas.com - 06/07/2015, 08:50 WIB
Estu Suryowati

Penulis


GARUT, KOMPAS.com - Jawa Barat merupakan provinsi yang secara geografis terletak di sabuk gunung berapi dan menyimpan potensi panas bumi yang cukup besar sebagai sumber energi. Namun, pemanfaatan sumber energi tersebut belum optimal.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menuturkan, potensi panas bumi yang bisa dikembangkan di Jawa Barat mencapai 6.101 megawatt (MW) atau 22,44 persen dari total potensi nasional.

"(Tapi) Pemenuhan energi listriknya belum optimal. Rasio elektrifikasi hanya 83,77 persen," kata Deddy dalam peresmian PLTP Kamojang Unit 5 di Garut, Jawa Barat, Minggu (5/7/2015).

Padahal, kebutuhan listrik khususnya di Jawa Barat selalu meningkat tinggi. Hal ini seiring dengan kondisi Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak secara nasional yakni sekitar 46 juta jiwa. Ditambah lagi, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi sentra industri nasional di Indonesia.

"Terkait dengan kondisi tersebut maka menjadi keharusan bagi segenap stakeholder terkait untuk senantiasa berupaya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik daerah dengan mempertimbangkan alternatif-alternatif lain sebagai sumber pasokan energi listrik," kata Deddy.

Beroperasinya PLTP Kamojang Unit 5 diharapkan dapat semakin mendorong pemanfaatan panas bumi secara optimal. Pembangkit listrik berkapasitas 35 megawatt ini dikembangkan oleh PT Pertamina Geothermal Energy, anak usaha PT Pertamina (Persero) dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com