Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Subsidi Listrik 450 VA dan 900 VA Kebijakan Tak Masuk Akal

Kompas.com - 07/07/2015, 08:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI meminta pemerintah untuk tidak lagi mengeluarkan kebijakan yang tidak masuk akal dalam APBN 2016 mendatang.

“Banyak hal kita soroti tidak masuk akal, misal pemberian subsidi yang ditujukan pada jumlah pelanggan yang tidak masuk akal. Contohnya subsidi listrik,” kata Ketua Banggar DPR RI Achmadi Noor Supit, Jakarta, Senin (6/7/2015).

Achmadi mengatakan, saat ini pemerintah memberikan subsidi listrik kepada 44,65 juta rumah tangga atau ekuivalen dengan 200 juta penduduk Indonesia. “Subsidi listriknya itu sesuatu yang tidak masuk akal,” kata dia lagi.

Kendati begitu, bukan berarti pemerintah menghapuskan seluruh subsidi listrik. Banggar DPR RI memberikan masukan agar pemerintah melakukan perbaikan pemberikan subsidi listrik ke depan.

Setelah rapat internal Banggar DPR RI, Senin siang, Achmadi menuturkan, Banggar DPR RI meminta pemerintah agar dalam pemberian subsidi listrik 2016 tidak menaikkan tarif 450VA dan 900VA. Selain itu, pemberian subsidi listrik diberikan kepada 30 juta rumah tangga miskin dan rentan miskin.

“Pemberian subsidi listrik dilakukan dengan menyesuaikan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Sosial (Kemensos), TNP2K, dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK),” terang Achmadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com