Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Nasution: Lebih Baik Zaman Soeharto, Menterinya Hebat-hebat

Kompas.com - 08/07/2015, 14:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) yang juga mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution menyatakan, saat ini banyak menteri yang tidak memiliki kapabilitas di bidangnya. Hal itu sangat berbeda dengan para menteri pada era Orde Baru.

"Lebih hebat Soeharto-lah, dia memang tidak tamat sekolah dasar, tetapi menteri-menterinya hebat," kata dia.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa reshuffle menteri di bidang ekonomi perlu dilakukan karena tantangan ekonomi saat ini sangat berat sehingga dibutuhkan menteri-menteri yang memiliki kemampuan dan pengalaman di bidangnya masing-masing.

Dalam kesempatan itu, dia juga mempertanyakan kinerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

Hingga saat ini, kata dia, tak ada hasil nyata kerja Rini dalam memperbaiki daya saing perusahaan BUMN.

"Apa yang dilakukan Menteri BUMN? Kita selama ini tidak pernah mendapatkan menteri BUMN yang bagus, termasuk yang sekarang ini kerjanya apa?" ujar Anwar seusai menghadiri acara pemaparan laporan perekonomian Indonesia oleh Bank Dunia di Jakarta, Rabu (8/7/2015).

Menurut dia, perekonomian suatu bangsa akan maju apabila bidang BUMN-nya maju dan mampu bersaing di dunia internasional. Namun, saat ini, kata Anwar, BUMN nasional tak bisa berbuat banyak dalam kancah dunia internasional.

Dia menyebutkan, seharusnya, BUMN seperti Pertamina harus mampu bersaing dengan Petronas. Selain itu, Bank BUMN juga harus mampu bersaing di pasar global dengan bank BUMN negara-negara lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com