Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Tak Tarik Chatib Basri sebagai Menkeu, Ini Alasannya

Kompas.com - 14/07/2015, 04:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo diminta untuk tidak menarik Chatib Basri masuk ke Kabinet Kerja sebagai menteri. Hal tersebut disampaikan peneliti di lembaga Lingkar Study Perjuangan, Agus Priyanto, menanggapi adanya dorongan agar Chatib kembali menjadi Menteri Keuangan.

Menurut dia, masuknya menteri keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu ke kabinet justru dikhawatirkan akan menjauhkan kebijakan pemerintah dari cita-cita Trisakti dan Nawa Cita. Agus menilai, Chatib adalah sosok menteri yang memanjakan pasar daripada kepentingan rakyat luas.

"Chatib Basri sudah dikenal luas dengan pernyataannya tentang 'kantongi nasionalismu'. Ini jelas-jelas akan bertentangan dengan cita-cita Trisakti dan Nawa Cita yang mengharapkan kehadiran peran negara di tengah-tengah rakyatnya," kata Agus di Jakarta, Senin (13/7/2015).

Contohnya, kata dia, Chatib memiliki rekam jejak yang kontraproduktif bagi sektor transportasi publik. Saat menjabat menjadi Menkeu, Chatib menurunkan tarif impor komponen dan suku cadang atau sparepart untuk industri mobil low cost green car (LGCC). Akibatnya, penjualan mobil LGCC di dalam negeri melonjak dari nol menjadi 150.000 unit hanya untuk tahun 2014.

"Jadi, bukan mencari jalan untuk mengembangkan transportasi publik, malah melakukan pengurangan pajak impor sparepart dan komponen mobil 'kutu' yang membuat kota-kota besar di Indonesia tambah macet," ujarnya.

Imbas dari kebijakan itu, kata dia, impor komponen dan sparepart LCGC melonjak sehingga current account defisit makin besar. Chatib juga dituding meninggalkan quatro deficits yang terdiri dari defisit neraca perdagangan, defisit neraca pembayaran, defisit transaksi berjalan, dan defisit APBN.

"Rupiah pun semakin rontok, dan Chatib mewariskan masalah quatro deficits kepada Jokowi," ulas Agus.

Oleh karenanya, Agus menilai wajar bila muncul anggapan bahwa Chatib merupakan ekonom yang anti-Trisakti, dan bahkan tak mau membela nasionalisme. "Jadi, apakah orang yang menciptakan masalah warisan ekonomi, anti-Trisakti, dan nasionalismenya diragukan itu yang akan disetujui oleh Jokowi untuk mewujudkan cita-cita Trisakti dan Nawa Cita?" ucap Agus.

Ia menambahkan, usia pemerintahan saat ini sudah lebih dari 6 bulan. Kini, kata dia, mayoritas rakyat juga sudah mulai mengerti dengan beberapa kebijakan Jokowi yang sangat mengecewakan.

"Jika Pak Jokowi tidak segera membenahi kabinet, kewibawaan pemerintahan dan kepercayaan rakyat secara perlahan, tetapi pasti, segera sirna," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com