Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUKU 2, Target Bank Mantap Dua Tahun Lagi

Kompas.com - 25/07/2015, 15:16 WIB


KOMPAS.com - PT Bank Mandiri Taspen Pos atau dikenal dengan Bank Mantap mematok target masuk Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 2 pada dua tahun ke depan sejak kini. Menurut warta Antara, kemarin, bank di BUKU 2 harus memunyai modal atau ekuitas antara Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. "Saat ini ekuitas Bank Mantap sekitar Rp700 miliar. Dalam dua tahun ke depan (2017) kami targetkan mencapai di atas Rp 2 triliun," kata Direktur Utama Bank Mantap Nixon LP Napitulu, di sela penandatanganan kerja sama pembayaran tunjangan hari tua (THT) dan uang pensiunan PT Taspen (Persero) di Jakarta.

Menurut Nixon, dengan aset di atas Rp 2 triliun pada 2017, Bank Mantap ditargetkan bisa disejajarkan atau bahkan melewati perbankan kategori BUKU 2 seperti Bank Yudha Bakti dan Bank Prima.Ia menjelaskan target masuk BUKU 2 sejalan dengan ekspansi jaringan dan teknologi Bank Mantap.

Salah satu potensi peningkatan kinerja rasio keuangan Bank Mantap yaitu kerja sama pembayaran dengan PT Taspen (Persero) dalam pembayaran tunjangan hari tua (THT), THT Multiguna dan uang pensiunan bulanan melalui rekening Bank Mantap. "Kami menargetkan hingga akhir tahun 2015, sekitar 2.000 nasabah Taspen masuk menjadi bagian dari layanan nasabah Bank Mantap," ujarnya.

Bank Mantap yang fokus pada sektor UMKM dan pensiunan ini, merupakan bank patungan antara Bank Mandiri (saham 58,25 persen), Taspen dan PT Pos Indonesia masing-masing 20,20 persen, dan 1,35 persen saham minoritas.

Dalam satu tahun ke depan, ujar Nixon, Bank Mantap yang baru menjadi bank patungan pada Januari 2015 ini, mengalokasikan belanja operasional sekitar Rp 80 miliar untuk menambah cabang dan pengembangan jaringan teknologi informasi (IT).

Sampai dengan semester I 2015, Bank Mantap mencatat total aset sebesar Rp 2,02 triliun, tumbuh 80,7 persen dibandingkan periode sama 2014. Kredit disalurkan mencapai Rp 1,06 triliun, melonjak 28,3 persen, sedangkan dana pihak ketiga mencapai Rp 1,295 triliun naik 44,2 persen.

Saat yang bersamaan laba Bank Mantap semester I 2015 mencapai Rp 12,7 miliar, tumbuh 34,7 persen dari periode sama tahun 2014. "Kami menargetkan laba bersih dan cadangan pada 2017 mendekati Rp 200 miliar, dengan catatan semua rasio keuangan dapat dicapai sesuai dengan ketentuan atau regulasi perbankan," ujarnya.

Meski begitu Nixon menjelaskan, Bank Mantap tidak ingin hanya mencatat pertumbuhan keuangan. Menurutnya, Bank Mantap juga harus berhati-hati dalam mengelola kredit bermasalah termasuk menyediakan dana cadangan. Dana pihak ke tiga (DPK) pada akhir tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp 1,7 triliun-Rp 1,8 triliun, dengan rasio kredit terhadap modal (LDR) sebesar 90-92 persen.

Dengan demikian, imbuh Nixon, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bisa dijaga pada level 50 persen. Dengan begitu, lanjut Nixon, Bank Mantap memiliki ruang untuk ekspansi pertumbuhan kredit. Sedangkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dapat ditekan pada level 1,1 persen, turun dari sebelumnya NPL sekitar 1,29 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com