Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Turun, Harga BBM Tidak Ikut Turun

Kompas.com - 27/07/2015, 09:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Trend penurunan harga minyak dunia, sepertinya tidak akan berimbas pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. Pemerintah tidak akan serta merta menurunkan harga BBM meskipun saat ini sudah mengikuti harga keekonomian.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil bilang, pemerintah memang akan kembali menghitung harga BBM yang sesuai, per 1 Agustus mendatang. Evaluasi ini akan memperhitungkan berbagai faktor tidak hanya harga minyak turun.

Faktor lain yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), serta tingkat keuntungan pom bensin. Dengan mengacu pada faktor-faktor itu sulit bagi pemerintah untuk langsung menurunkan harga BBM.

Apalagi, pemerintah saat ini masih berutang kepada PT pertamina. "Tidak akan ada kebijakan baru, hanya evaluasi saja nanti," ujar Sofyan, Kamis (23/7/2015) kepada Kontan.

Adapun utang tersebut memang berasal dari kewajiban pemberian subsidi yang ditutupi oleh Pertamina, karena fluktuasi harga minyak beberapa waktu ke belakang.

Bahkan, menurut Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said, dengan harga minyak saat ini belum tentu Pertamina untung. Ia menyebut, harga minyak yang rendah akan dimanfaatkan pemerintah dan Pertamina.

Dengan harga minyak yang rendah maka selisih antara harga BBM yang dijual dan beban pembelian minyak akan positif. Kelebihan itu, akan disimpan, untuk menutupi kerugian yang selama ini muncul, atau untuk mengantisipasi fluktuasi dikemudian hari.

Kelebihan itu akan disimpan dan dikelola oleh Pertamina, sebagai BBM fund. Jadi semakin rendah harga minyak, semakin besar BBM fund yang disimpan. (Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com