Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Bea Masuk Impor RI Masih Rendah

Kompas.com - 28/07/2015, 08:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menegaskan, harmonisasi tarif bea masuk (BM) melalui Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 132/PMK.010/2015 bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri.

Dia menyatakan, BM impor Indonesia terbilang rendah dibandingkan negara-negara lain. Bahkan setelah dinaikkan pun, BM impor masih rendah. "Tarif BM kita itu salah satu yang terendah di dunia. Saat ini rata-rata hanya 7,73 persen. Setelah ada PMK baru, rata-rata BM menjadi 8,83 persen. Menurut saya ini juga masih rendah," kata Bambang, Jakarta, Senin (27/7/2015).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian, Haris Munandar menuturkan, jika dibandingkan negara-negara berkembang, BM impor RI memang tergolong rendah. Rata-rata tarif BM impor di Korea mencapai 12,1 persen, Brazil 13,7 persen, dan India 13 persen. Adapun China, tarif BM impornya ternyata juga lebih tinggi dari RI, mencapai 9,1 persen.

"Tarif BM impor negara-negara maju di bawah kita seperti Uni Eropa 5,1 persen dan Jepang 4,4 persen," kata Haris.

Kendati demikian, dia bilang, kenaikan tarif BM ini sudah sesuai kajian pemerintah bersama pelaku industri.

Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan, kenaikan BM impor tidak akan serta merta membuat harga barang produksi luar negeri dan produksi lokal naik, sama dengan besaran kenaikan tarif BM-nya. Yang jelas, kebijakan ini justru akan membuat barang-barang produksi lokal makin berdaya saing untuk mengisi pasar.

Soal inflasi, Suahasil juga yakin kenaikan tarif BM impor tidak akan berdampak besar terhadap kenaikan inflasi. "Kami yakin dampak inflasi relatif kecil. Hanya nol koma," kata Suahasil.

Dia menambahkan, nilai impor dari barang-barang yang dinaikkan BM-nya itu hanya satu persen dari total nilai seluruh barang impor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com