Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hary Tanoe Jajaki Kongsi Baru Bisnis Televisi

Kompas.com - 28/07/2015, 10:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Grup MNC kemungkinan akan kedatangan mitra baru bisnis. Saat ini, kelompok media ini tengah menjajaki investor asing untuk bisnis perusahaan televisi berbayar dan broadband.

Direktur Utama Grup MNC Hary Tanoesoedibjo mengatakan, investor asing ini akan masuk ke perusahaan holding baru bikinannya. "Ada yang menjajaki kami untuk masuk dalam jumlah yang signifikan. Investor strategis," ungkap Hary, Senin, (27/7/2015).

Tahun ini, MNC akan membentuk suatu perusahaan holding baru bernama PT Sky Vision Network (SVN). Perusahaan baru ini akan menaungi PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) dan PT MNC Kabel Mediacom (MKM).

Sehingga SVN akan menjadi holding semua perusahaan jaringan televisi berbayar alias pay TV, televisi berbasis internet atau internet protocol TV atawa IP TV, over the top (OTT), dan broadband.

Menurut Hary, pembentukan holding Sky Vision Network ini bertujuan untuk menghindari konflik kepentingan. Ketimbang memisahkan bisnis di perusahaan yang berbeda, Hary merasa pembentukan holding tersebut akan lebih efisien untuk pengembangan bisnisnya.

Direktur PT Global Mediacom Tbk (BMTR) Oerianto Guyandi melihat, ada tiga calon investor asing yang tengah dalam penjajakan. Negara asal investor itu antara lain Jepang dan Amerika Serikat. Namun ia menekankan, MNC tetap akan memegang porsi mayoritas pada perusahaan holding.

Oerianto menyebutkan, skema masuknya investor strategis ini bisa melalui opsi convertible bond atau saham. Misalnya saja prapenawaran saham perdana atau pre-Initial Public Offering (IPO). Ia menargetkan, SVN akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam tiga tahun mendatang.

Oerianto menargetkan, Sky Vision Network akan menjadi perusahaan induk pada kuartal ketiga tahun ini. "Ini restruktur internal. Lebih bagus karena bersinergi. Lalu bagi investor, ini membantu pilihan investasi," ujar Oerianto.

Sepanjang tahun ini, MNC berinvestasi sekitar 180 juta dollar AS sampai 210 juta dollar AS untuk ekspansi broadband. Rencananya, MNC akan menambah 600.000-700.000 unit homepass. Untuk homepass tersebut, investasinya yakni 300 dollar AS per unit.

Nantinya, SVN akan berlaku sebagai anak usaha BMTR. Sehingga, BMTR akan fokus di tiga lini yakni media berbasis konten dan iklan di bawah PT MNC Network Tbk (MNCN), media televisi berbayar, dan broadband di bawah SVN, serta media berbasis online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com