Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Bisa di Atas 5,2 Persen, asal...

Kompas.com - 29/07/2015, 06:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini masih bisa di atas level 5,2 persen pada tahun 2015 ini. Namun, untuk mewujudkan hal itu memerlukan beberapa syarat tertentu.

“Kalau hanya 5,2 persen itu terlalu moderat. Menurut kami bisa lebih jauh dari itu, dengan beberapa syarat,” kata Direktur Eksekutif Core Indonesia, Hendri Saparini, dalam diskusi bertajuk “Managing Economic Slowdown”, di Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Hendri menyebutkan, pertumbuhan tersebut bisa terjadi jika pemerintah mengubah arah kebijakan fiskal, moneter, dan industri serta perdagangan. Beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya adalah mengeluarkan kebijakan yang tidak menggerus daya beli masyarakat.

Ia mengatakan, daya beli masyarakat perlu dijaga, sebab konsumsi baik pemerintah maupun swasta termasuk rumah tangga di dalamnya, menyumbang 62 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

Hendri menuturkan, salah satu kebijakan yang menggerus daya beli masyarakat adalah pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Kebijakan ini, kata Hendri, berimbas langsung terhadap daya beli kelompok masyarakat bawah. Tak hanya orang pribadi, kelompok usaha kecil menengah (UKM) yang selama ini terbantu dengan murahnya harga BBM menjadi bertambah ongkos produksinya.

“Ongkos produksi menjadi lebih berat. Seharusnya, pengalihan subsidi BBM dikembalikan ke mereka yang terkena pencabutan subsidi BBM,” ujar Hendri.

Selain menjaga daya beli kelompok bawah, Hendri juga mengatakan, pertumbuhan ekonomi di atas 5,2 persen juga bisa dicapai jika pemerintah bisa mendorong masuknya investasi. Diakui Hendri, untuk pemerintahan baru, pertumbuhan investasi pada semester I-2015 terbilang rendah, bahkan stagnan.

“Padahal dengan pemerintahan baru, ekspektasinya investasi akan datang besar-besaran,” kata dia.

Hendri mengatakan, Core Indonesia pada 2014 lalu telah memroyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 ini di rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.

Kepala Pusat Ekonomi Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Lucky Al Firman mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I mencapai 4,7 persen, dan diperkirakan membaik pada kuartal-II antara 4,8 persen sampai 4,9 persen. “Tapi kuartal-III dan IV akan lebih baik, perkiraan kami bisa sampai 5,2 persen,” ucap Lucky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com