Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus BRT Kemenhub Akan Dibagikan ke Semua Provinsi, Kecuali DKI Jakarta

Kompas.com - 29/07/2015, 17:48 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan program pengadaan bus berstandar bus rapid transit (BRT) yang dilakukan oleh instansinya akan dilakukan setiap tahun. Ia menyebut sampai dengan 2019, direncanakan akan ada 3.000 unit bus yang akan diproduksi dan disebar ke 33 provinsi, kecuali DKI Jakarta.

Menurut Jonan, tidak masuknya DKI Jakarta sebagai provinsi penerima bus disebabkan DKI Jakarta sudah punya layanan Transjakarta yang dianggap sebagai sistem BRT yang baik. Dengan demikian, DKI Jakarta dinilai tidak perlu lagi menerima bantuan bus dari Kemenhub. "Rencananya kita akan pengadaan 3.000 bus sampai 2019. Dibagi ke 33 provinsi, kecuali DKI Jakarta karena mereka punya sendiri," kata Jonan saat acara peresmian proyek perakitan 1.000 bus berstandar BRT di pabrik karoseri bus CV Laksana, Ungaran, Jawa Tengah, Rabu (29/7/2015).

Meski tidak termasuk dalam provinsi penerima, sebagian kecil dari jumlah bus-bus program Kementerian Perhubungan ini nantinya akan dioperasikan untuk layanan Transjabodetabek. Transjabodetabek adalah layanan bus yang melayani Jakarta dengan kota-kota penyangga.

Sejauh ini layanan Transjabodetabek baru melayani satu rute, yakni rute Ciputat, Tangerang Selatan-Blok M. "Nanti ada untuk wilayah Jabodetabek," ujar Jonan.

Program pengadaan bus berstandar BRT oleh Kemenhub merupakan program pemerintah yang bertujuan membantu pemerintah daerah dalam pengadaan sarana transportasi massal berbasis jalan raya. Target dari program ini adalah meningkatkan minat warga menggunakan sarana transportasi massal demi mengurangi kemacetan di kota-kota besar.

Tahun 2015 menjadi tahun pertama program pengadaan bus. Jumlah bus yang dirakit pada tahun pertama ini adalah sebanyak 1.000 unit. Perakitan 1.000 bus dilakukan oleh tujuh perusahaan karoseri. Selain Laksana, enam karoseri lainnya adalah Rahayu Santosa, Tentrem, New Armada, Trisakti, Restu Ibu Pusaka, dan Piala Mas.

Kemenhub sudah menginstruksikan pemerintah provinsi yang daerahnya saat ini belum memiliki sistem BRT, segera membangun sistem tersebut. Sebab akhir tahun nanti bus-bus yang saat ini tengah dirakit ditargetkan sudah bisa didistribusikan. "Pengerjaan ditagetkan selesai Desember 2015, dan direncanakan mulai beroperasi awal triwulan kedua 2016," ucap Jonan.

Saat ini sejumlah Ibu Kota Provinsi selain Jakarta yang sudah memiliki sistem BRT, di antaranya Bandung, Semarang, Yogyakarta, Padang, Pekanbaru, Medan, dan Makassar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com