Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Melambat, Bank Mandiri Panggil Nasabah Kakap

Kompas.com - 31/07/2015, 11:11 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu bank pelat merah, Bank Mandiri, mengaku sampai harus memanggil para nasabah besarnya lantaran pelemahan ekonomi nasional dan turunnya harga komoditas saat ini. Hal itu dilakukan untuk mengambil langkah tepat dalam kondisi perekonomian saat ini.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin, Bank Mandiri belajar dari pengalaman saat kritis tahun 2008 lalu. Saat itu, kata dia, Bank Mandiri tak melakukan langkah cepat terkait kondisi ekonomi saat itu. Akhirnya banyak terjadi keterlambatan pembayaran kredit yang dilakukan debitor.

"Sekarang begitu ada perlambatan ekonomi, kita panggil nasabah-nasabah besar. Coba direkalkulasi (kesanggupan bayar kredit) dengan kondisi harga komoditas, cash flow-nya seperti apa. Kalau cash flow ketat, walaupun nyicil, pasti lancar," ujar Budi di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (30/7/2015).

Lebih lanjut, Budi menuturkan bahwa saat ini Bank Mandiri akan berupaya menjaga rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di angka 2 persen. Menurut dia, NPL tahun ini diperkirakan masih bisa naik karena belum pulihnya kondisi ekonomi.

Di tengah pelemahan ekonomi, Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 9,9 triliun pada semester I-2015. Namun, angka tersebut hanya tumbuh kecil, yaitu 3,5 persen dibandingkan periode yang sama pada 2014 sebesar Rp 9,6 triliun, yang tumbuh 15,6 persen dibandingkan laba tahun sebelumnya.

Budi tak menampik adanya pengaruh pelemahan ekonomi nasional terhadap pertumbuhan laba perseroan. Meski tak setinggi tahun lalu, pertumbuhan laba itu masih disyukuri bank pelat merah itu. "Financial kita cukup balancing, jadi kalau satu kesandung, ada temannya yang bisa ngangkat," kata Budi.

Pertumbuhan laba tersebut didorong terutama oleh kenaikan pendapatan bunga bersih 13,8 persen dari tahun lalu Rp 19,9 triliun menjadi Rp 21,2 triliun dan pertumbuhan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 10,4 persen dari tahun lalu Rp 7,2 triliun menjadi Rp 8 triliun.

Hingga Juni 2015, laju pertumbuhan kredit Bank Mandiri meningkat 17,8 persen menjadi Rp 552,8 triliun dibandingkan Juni 2014 sebesar Rp 485,8 triliun. Namun, NPL perseroan naik dari 2,23 persen menjadi 2,24 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com