Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Dunia Diramal Bisa Jatuh ke Posisi 350 Dollar AS

Kompas.com - 05/08/2015, 06:57 WIB


NEW YORK, KOMPAS.com -
Emas kini tak lagi berkilau. Hal itu terlihat dari penurunan harga emas yang kian hari kian dalam. Bahkan, sejumlah analis memprediksi, penurunan emas ini baru saja dimulai.

Analis emas Claude Erb dan Ekonom asal Kanada Campbell Harvey meramal, harga si kuning bisa jatuh hingga menyentuh level 350 dollar AS per troy ounce. Ini merupakan level harga terendah sejak 2003 silam. Prediksi ini lebih rendah dari mayoritas prediksi analis lainnya.

Tahun 2012, Erb yang merupakan mantan trader komoditas di TCW Group sudah jauh-jauh hari meramalkan anjloknya harga emas. Pada waktu itu, emas ditransaksikan di level 1.600 dollar AS per troy ounce. Saat ini, terbukti, harga emas diperdagangkan di bawah level 1.100 dollar AS.

Laporan yang menggunakan analisa historis menunjukkan jika emas digunakan sebagai lindung nilai inflasi -seperti yang dipercayai banyak orang selama ini- maka, harga emas terbilang sangat mahal di level sekarang.

"Emas tidak terlalu volatil seperti halnya saham atau yang lainnya. Bahkan, emas bisa mengalami overvalued, seperti yang terjadi saat ini," jelas Erb.

Dalam hasil risetnya, Erb dan Harvey mengatakan nilai wajar emas ada di level 825 dollar AS per troy ounce. Artinya, harga emas saat ini masih tinggi sekitar 25 persen.

Namun, harga emas cenderung bergerak ekstrem sebelum akhirnya kembali ke harga wajar. Sebab, sama seperti saham dan obligasi, harga emas juga dipengaruhi oleh optimisme dan pesimisme investor.

Berangkat dari pemikiran tersebut, Erb memprediksi harga emas dapat anjlok hingga ke level 350 dollar AS, sebelum akhirnya kembali ke harga wajar. Jika benar hal itu terjadi, maka harga emas anjlok 80 persen dari posisi tertingginya pada akhir 2011. Ini berarti kerugian besar bagi investor.

Namun, banyak juga pihak yang menyangsikan akan prediksi tersebut. Bob Alderman, head of wealth management Gold Bullion International, percaya hal itu tidak akan terjadi. Dia menilai Erb dan Harvey sebagai "orang yang pintar berteori". "Tapi ingat, dulu ada juga analis yang meramal harga emas akan menembus level 5.000 dollar AS. Tapi nyatanya itu tidak terjadi," jelas Alderman.

Meski demikian, sejumlah bank besar Wall Street sudah memangkas target harga emas. Goldman Sachs, misalnya, memprediksi harga emas akan melorot ke bawah 1.000 dollar AS untuk kali pertama sejak 2009. (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com