Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Pelindo II Minta Media Tak Bela "Pelaku Sabotase" di JICT

Kompas.com - 06/08/2015, 17:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) RJ Lino meminta media untuk tidak membela orang-orang yang selalu bicara nasionalis, namun selalu melakukan 'sabotase'. “Mematikan listrik, JICT distop, itu apa nasionalis? Enggak nasionalis itu namanya. Saya kadang bingung di koran itu, orang yang jelas-jelas sabotase aset negara kok dibelain, dibikin high profile. Jadi lucu, kebalik-balik,” ungkap Lino ditemui usai rapat koordinasi tentang dwell time di Kantor Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/8/2015).

Sayangnya, Lino tak menyebutkan gamblang siapa pihak yang dinilainya selalu melakukan "sabotase" tersebut.

Sementara itu, terkait dengan nilai penjualan Jakarta International Container Terminal (JICT) yang sebesar 215 juta dollar AS sebagai uang muka, Lino memastikan angka tersebut merupakan hasil perhitungan yang menguntungkan Indonesia. Di dalam dokumen Perjanjian Perubahan terhadap Amandeman Perjanjian Pemberian Kuasa pada tanggal 5 Agustus 2014, Pelindo II mendapatkan uang muka 215 juta dollar AS dari HPH (49 persen saham JICT) dan 21,25 juta dollar per triwulan (85 juta dollar per tahun) dari biaya sewa JICT. “Angka itu angka yang sangat baik untuk Indonesia, saya bisa proven itu. Jadi yang bicara itu (rendah) hanya orang yang cari persoalan saja,” sambung Lino.

Nilai jual sebesar 215 juta dollar AS tersebut memang lebih rendah jika dibandingkan dengan kesepakatan konsesi sebelumnya yang mencapai 243 juta dollar AS. Namun, Lino memastikan dirinya bisa membuktikan penawaran tersebut adalah yang paling menguntungkan. Apalagi kata dia, valuasi JICT dilakukan oleh Deutsche Bank (DB). “Perusahaan yang tidak bisa disogok,” kata Lino.

Menurut Lino, DB sangat profesional dan tidak mungkin salah taksir. Ditambah lagi, hasil valuasi dari DB kemudian dinilai lagi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). “Nilainya wajar enggak?,” sambung dia.

Setelah penilaian dari BPKP, barulah konsesi JICT dilelang ke berbagai pihak. “Semua orang enggak berani dengan offer yang Hutchinson kasih. Itu artinya apa? Angka itu adalah penawaran yang sangat baik untuk Indonesia,” tandas Lino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com