Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Anjlok, Pendapatan Arab Saudi Anjlok Rp 1,107 Triliun

Kompas.com - 07/08/2015, 22:47 WIB


RIYADH, KOMPAS.com -
Arab Saudi menghadapi masalah anggaran, akibat anjloknya harga minyak dan tingginya lonjakan dalam anggaran militer. Kondisi ini menyebabkan pemerintah Arab Saudi menghitung ulang cadangan devisanya. Bahkan sejumlah analis menilai, Arab Saudi kemungkinan bisa meminjam dana dari investor asing.

Tahun ini, Arab Saudi sudah menggunakan sekitar 62 miliar dollar AS cadangan mata uang asingnya. Bahkan, pemerintah juga meminjam dana senilai 4 miliar dollar AS dari bank lokal pada Juli. Kebijakan ini merupakan penerbitan obligasi pertama sejak 2007.

Sementara itu, defisit anggaran Arab Saudi diramal akan mencapai 20 persen dari PDB pada 2015. Angka tersebut terbilang sangat tinggi bagi negara yang biasanya mencatatkan surplus.

Capital Economics mengestimasi, pada tahun 2015 ini, pendapatan pemerintah Arab Saudi akan melorot sebesar 82 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.107 triliun (kurs RP 13.500 per dollar AS). Nilai ini setara dengan 8 persen PDB negara petrodollar tersebut.  Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi, defisit anggaran Arab Saudi akan berlangsung hingga 2020.

Apa pemicu utama kondisi ini? Sejumlah analis menilai, pemicu utamanya adalah anjloknya harga minyak dari 107 dollar AS pada akhir Juni tahun lalu menjadi level 44 dollar AS per barrel saat ini. Pasalnya, separuh dari produksi ekonomi Arab Saudi dan 80 persen pendapatan pemerintah didapat dari industri minyak.

Kendati begitu, Arab Saudi sendiri menjadi pihak yang bertanggungjawab atas kondisi tersebut. Negara ini secara agresif mempertahankan pangsa pasarnya di pasar minyak global sehingga menyebabkan melimpahnya suplai minyak dunia.

Riyadh juga menolak memangkas tingkat produksi minyak mereka. Harapannya, produsen minyak yang lain seperti perusahaan minyak shale AS, terdesak dari bisnis minyak.

Pada saat yang bersamaan, Arab Saudi juga menggenjot anggaran. Arab Saudi melakukan intervensi pada perang di Yaman dan ikut berperan dalam serangan udara melawan ISIS di Suriah. Tak heran jika anggaran militer Arab Saudi melompat 17 persen pada tahun lalu menjadi 10 persen dari PDB (hitungan kasar).

Raja Salman juga membagikan bonus kepada pekerja sektor publik setelah meletakkan jabatannya pada Januari lalu. Aksi ini cukup populer, namum kian memberatkan neraca keuangan kerajaan.

"Kita akan melihat adanya kenaikan pinjaman dalam beberapa bulan ke depan," jelas Fahad al-Mubaral. Gubernur bank sentral Arab.

Analis meramal, Arab Saudi akan menerbitkan oblgasi sekitar 5 miliar dollar SA menjelang akhir tahun mendatang.

Catatan saja, cadangan devisa asing Arab Saudi per Juni 2015 berada di level 660 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com