Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Pemerintah Akan Buktikan Harga Daging Sapi Bisa Lebih Murah

Kompas.com - 10/08/2015, 22:40 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo berjanji akan mengupayakan harga murah untuk daging sapi di Indonesia. Ia merujuk harga daging sapi di negara lain yang bisa jauh di bawah Rp 100.000 per kilogram. Menurut Jokowi, harga daging sapi melonjak tajam karena ada oknum yang menimbun stok daging tersebut.

Untuk jangka pendek, ia memunculkan opsi penyelesaian masalah ini dengan cara mendatangkan daging impor.

"Ya, saya nanti akan beli langsung. Pemerintah akan beli langsung untuk membuktikan bahwa harga daging itu bisa lebih murah," kata Jokowi di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (10/8/2015) malam.

Ia menegaskan, pemerintah tidak akan tinggal diam terhadap oknum yang menimbun stok daging sapi. Jokowi menargetkan harga daging sapi di Indonesia kembali ke angka Rp 90.000 atau bahkan turun di bawah angka tersebut.

"Kalau dilihat betul, stok itu ada, tetapi tidak dikeluarkan. Untuk apa sih? Itu supaya kita impor banyak. Baru dicari (oknum penimbunnya). Di negara lain bisa Rp 45.000-Rp 50.000. Sebentar lagi akan kami datangkan, sudah, yang murah," ucapnya.

Pemerintah akhirnya memutuskan memberikan izin kepada Bulog untuk mengimpor 50.000 sapi potong. Pemberian izin impor ini merupakan solusi untuk menstabilkan harga di pasar yang kian melambung. Semua sapi siap potong itu akan tiba di Indonesia pada akhir Agustus mendatang.

"Tadi diputuskan memberikan izin untuk Bulog mengimpor sapi siap potong sebanyak 50.000 ekor yang nanti bagaimana realisasinya sepenuhnya kita serahkan ke Bulog," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Sofyan mengungkapkan, sebelum sapi-sapi itu tiba di Tanah Air, Bulog akan melakukan operasi pasar untuk menjaga suplai di pasar yang kini terganggu akibat aksi mogok para pedagang daging. Menurut Sofyan, pemerintah juga tengah mempersiapkan solusi jangka menengah dan jangka panjang agar masyarakat tidak dirugikan dengan harga daging sapi yang terus melambung.

"Solusi jangka menengah dan jangka panjang ini perlu (dibicarakan) dalam rapat kabinet secara lebih luas, terutama harus (melibatkan) Menteri Pertanian," kata Sofyan.

Di tengah kondisi harga daging sapi yang masih tinggi, tiba-tiba tak ada stok di pasar akibat aksi mogok para pedagang sejak Minggu (9/8/2015) hingga Rabu (12/8/2015). Aksi mogok tersebut merupakan bentuk protes pedagang atas kebijakan pemerintah yang membatasi impor sapi hanya 50.000 ekor. Kebijakan ini membuat pasokan sapi menjadi tersendat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com