Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Harga Daging Sapi, Bulog Lakukan Operasi Pasar di Tiga Wilayah

Kompas.com - 10/08/2015, 22:40 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) akan melakukan operasi pasar di Jakarta, Jawa Barat, dan Serang. Harga daging sapi di tiga wilayah itu sangat tinggi sehingga Bulog harus turun untuk melakukan intervensi dengan daging beku dan daging dingin.

"Saya konsentrasikan di titik yang ada kemarin itu, yang harganya tinggi sekali yaitu Jakarta, Jabar, Serang. Kalau dibutuhkan diperluas, akan saya perluas," kata Kepala Bulog Djarot Kusumayakti,  di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/8/2015).

Djarot mengungkapkan, saat ini Bulog memiliki persediaan sapi yang setara dengan berat 100 ton, daging dingin (chill) sekitar 90 ton, serta daging beku (frozen) sekitar 275 ton.

Untuk tahap pertama, Bulog akan memasarkan 180-190 ton daging sapi di kawasan Jakarta, Jawa Barat, dan Serang. Operasi pasar ini dilakukan hingga sapi potong impor asal Australia dan Selandia Baru sampai ke Indonesia pada khir Agustus.

"Harapan saya, teman-teman yang berdagang kembali berdagang. Kalau butuh suplai dari kami akan kami tambah suplai. Yang penting mari tidak usah ambil margin berlebihan," kata  dia.

Menurut Djarot, harga normal daging sapi seharusnya bisa di bawah Rp 100.000,- per kilogram. Bulog bahkan pernah melepas daging sapi seharga Rp 88.000,- per kilogram. Oleh karena itu, Djarot mengaku heran mengapa para pedagang mematok harga tinggi.

Di tengah kondisi harga daging sapi yang masih tinggi, tiba-tiba stok daging sapi lenyap akibat aksi mogok para pedagang sejak Minggu (9/8/2015) sampai Rabu (12/8/2015). Aksi mogok tersebut merupakan bentuk protes pedagang atas kebijakan pemerintah yang membatasi impor sapi hanya 50.000 ekor. Kebijakan ini membuat pasokan sapi menjadi tersendat.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan, aksi mogok dagang ini terjadi di seluruh Jabodetabek, serta sebagian Jawa Barat dan Banten.

"Kami mogok jualan daging karena harga terus naik, bahkan sampai tiga kali dalam seminggu terakhir, dan hal ini telah merugikan kami," ujar Asnawi, seperti dikutip Kontan, Minggu.

Dia mengatakan, kenaikan harga daging di tempat pemotongan hewan atau jagal sebesar Rp 2.000-Rp 4.000 per kilogram (kg). Tak pelak, kondisi ini menimbulkan kerugian Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per hari bagi pedagang lantaran modal habis untuk membeli sapi yang harganya naik.

Untuk itu, APDI meminta pemerintah untuk segera mengambil sikap dan menghitung ulang kebutuhan serta ketersediaan pasokan sapi nasional. Jika pasokan daging kurang, keran impor bisa kembali dibuka.

Menurut APDI, pemberian izin impor sebesar 50.000 ekor dari permintaan asosiasi impor sebesar 250.000 ekor untuk kuartal ketiga tahun ini menjadi penyebab pasokan sapi berkurang. Efeknya, pedagang daging di pasar sepi pembeli akibat harga jual yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com