Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Negara Penguasa Pasar Impor di Indonesia

Kompas.com - 18/08/2015, 13:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -   Tiongkok masih menguasai pasar impor Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),  dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir, nilai impor Indonesia dari Negeri Tirai Bambu itu mencapai Rp 16,5 miliar dollar AS.

Selain Tiongkok, menurut Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono Selasa (18/8/2015),  pasar Indonesia juga dijejali barang-barang dari Jepang dan Singapura.  Adi mengatakan, nilai impor dari Jepang dalam periode tersebut mencapai 8,03 miliar dollar AS, sedangkan Singapura 5,01 miliar dollar AS.

Adi juga menuturkan, selama tujuh bulan pertama impor RI dari ASEAN mencapai 15 miliar dollar AS dan dari Uni Eropa mencapai 6,48 miliar dollar AS.

Sementara itu, terkait devaluasi yuan, Adi mengatakan, ada kemungkinan impor dari Tiongkok akan bertambah besar lantaran daya saing produk Tiongkok menjadi kuat.

"Tapi yang dikhawatirkan adalah kualitas barang yang berasal dari Tiongkok, istilahnya barang KW. Ini memang risiko perdagangan global. Tapi kita bisa memilih tidak melakukan impor dari sana," kata Adi di Jakarta.

BPS melansir nilai impor Juli 2015 mencapai 10,08 miliar dollar AS atau turun 22,36 persen dibandingkan impor Juni 2015 yang sebesar 12,98 miliar dollar AS.  Impor non migas pada Juli 2015 mencapai 7,78 miliar dollar AS atau turun 25,18 persen month to month (mtm). Sedang impor migas pada Juli 2015 mencapai 2,29 miliar dollar AS atau turun 10,99 persen mtm. Dibandingkan Juli 2014 (yoy) nilai impor non migas turun 21,46 persen, sementara nilai impor migas drop 45,02 persen.

Penurunan baik ekspor maupun impor pada Juli disebabkan salah satunya adalah pengaruh melemahnya mata uang beberapa negara.

"Terutama menguatnya nilai dollar terhadap mata uang asing. Apalagi beberapa hari lalu, China melakukan devaluasi yuan hampir 2 persen. Ini berdampak pada negara lain, terutama yang menjadi mitra dagang Tiongkok," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com