“Jateng akan defisit listrik pada 2017. Kami mau ikut dorong realisasi 35.000 mega watt,” kata Ganjar, di Semarang, Rabu (20/8/2015) malam.
Soal berapa nantinya pembangkit listrik menghasilkan alirannya itu tidak ingin diperdebatkan. Pihaknya ingin agar ikut merealisasikan pembangunan bisa lebih cepat, termasuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, persoalan pembangunan PLTU di Batang sudah hampir terlaksana. Hanya ada masalah kecil dari pembahasan petak lahan di sekitar lokasi dibangunnya PLTU. “Lahan nanti itu jadi pekerjaan rumahnya pak Gubernur Ganjar,” kata Sudirman.
Menurut dia, pembangunan PLTU di Batang sedang disorot oleh dunia internasional. Jika pembangunan lancar, maka pemerintah dianggap serius untuk mewujudkan program 35.000 MW, hal juga berlaku sebaliknya. “Itu (PLTU Batang) jadi sorotan seluruh dunia. Mereka tanya, PLTU Batang kapan jalan?, itu jadi sorotan,” tambah dia.
Meski berbagai tantangan datang, ia yakin pembebasan lahan akan berhasil diselesaikan pada akhir bulan ini. Dengan demikian, groundbreaking pembangkit listrik berkapastitas 2 x 1000 MW itu bisa ditarget akhir Agustus ini.
“Mudah-mudahan akhir ini bisa ground breaking,” tambahnya.
Presiden, tambah dia, sudah memberi instruksi agar penambahan energi bisa di berbagai wilayah agar cepat dilakukan. Hal tersebut karena kebutuhan listrik semakin tahun semakin besar.
baca juga: Menteri Rizal Ramli Kritik Program 35.000 Megawatt Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.