Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Berharap Proyek Pemerintah Bisa ‘Angkat’ Keterpurukan Rupiah

Kompas.com - 21/08/2015, 03:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, melemahnya nilai tukar rupiah yang hari ini sempat tembus 13.900 per dollar AS disebabkan kombinasi berbagai faktor. Selain adanya dana-dana keluar, tekanan terhadap nilai tukar mata uang Indonesia itu juga datang dari kondisi psikologis pasar akibat devaluasi yuan milik China.

Darmin juga menengarai persoalan politik di Malaysia pun berpengaruh terhadap pelemahan rupiah lebih dalam.

“Itu semua membuat tekanan tinggi. Dalam situasi tidak ada pasokan dollar AS masuk dari luar, memang rupiah melemah,” kata Darmin ditemui usai rapat koordinasi terkait proyek Light Rail Transit (LRT), di kantornya, Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Dia menyebut, tersungkurnya nilai tukar rupiah menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam percepatan proyek infrastruktur.

“Itu sebabnya keputusan investasi seperti ini (proyek LRT) penting. Untuk apa? Untuk membuka pintu masuknya dollar AS,” ujar Darmin.

Sementara itu, ditemui di gedung DPR, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menegaskan, pemerintah tidak secara sengaja melakukan pelemahan rupiah. Pemerintah tidak berniat ikut-ikutan dalam perang mata uang.

Sekadar informasi, nilai tukar rupiah di pasar spot pada hari ini kembali babak belur, bahkan sempat menyentuh level 13.917. Ini merupakan posisi terendah sejak krisis tahun 1998.

Data Bloomberg pada sore ini menunjukkan, rupiah berada di posisi Rp 13.885 per dollar AS, melemah dibandingkan penutupan kemarin pada Rp 13.842,5 per dollar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) hari ini berada di posisi Rp 13.838 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan posisi sebelumnya pada Rp 13.824 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com