Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rini: Ketika Ada yang Mengomentari Garuda, Saya Tidak "Nyolot"...

Kompas.com - 21/08/2015, 22:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Rini Soemarno mengisyaratkan agar semua pihak termasuk pejabat pemerintah memahami soal dunia penerbangan tidak memberikan komentar atau pendapat yang tidak sesuai terutama soal rencana bisnis PT Garuda Indonesia Tbk dalam memesan pesawat.

"Ketika ada yang mengomentari Garuda, saya tidak nyolot dalam menanggapinya. Namun persoalannya, BUMN itu bukan di bawah Kementerian Maritim, tapi di bawah Kementerian Perekonomian," kata Rini, di sela Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis malam.

Pada Raker yang berlangsung dari pukul 20:00 WIB hingga pukul 23:30 WIB tersebut, Wakil Ketua Komisi VI Azman Azzam Nataprawira mempertanyakan soal Garuda Indonesia yang belakangan menjadi polemik terutama soal rencana pembelian pesawat.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Rizal Ramli pernah menyatakan agar Garuda membatalkan rencana pembelian 30 unit pesawat Airbus jenis A350.

Rizal Ramli beralasan, tidak ingin Garuda bangkrut karena pembelian pesawat tersebut menggunakan pinjaman luar negeri. Garuda juga diarahkan untuk lebih fokus menguasai pasar dalam negeri ketimbang ekspansi rute ke luar negeri.

(baca: "Gebrakan" Rizal Ramli, Garuda Didesak Batalkan Pembelian Airbus A350)

Menurut Rini, Garuda pada beberapa waktu lalu memang melakukan penandatangan Letter of Intent (LoI)dengan produsen pesawat Airbus, di sela penyelenggaraan Paris Air Show 2015.

"Dalam LoI itu tidak ada komitmen apapun dan bahkan bisa dibatalkan. Bahwa Garuda ada intensi untuk melakukan lease order, ya. Jadi belum ada apa-apa, dalam arti belum ada komitmen," tegas Rini.

Ia menambahkan, Garuda saat ini memiliki 33 unit pesawat berbadan lebar, dan 22 unit di antaranya masa leasing-nya akan habis dalam 5-10 tahun ke depan.

Pada industri penerbangan, pemesanan pesawat butuh waktu 3-5 tahun, jadi harus masuk dalam daftar tunggu leasing.

"Garuda tahun lalu menerima pesawat dari Airbus maupun Boeing, itu merupakan pesanan tahun 2007. Jadi segala sesuatunya memang harus dipikirkan dari sekarang-sekarang " ujar Rini.

Garuda sebagai BUMN sekaligus perusahaan publik dalam menjalankan bisnis selalu mengedepankan tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG).

Lebih lanjut diutarakan Rini, selaku kuasa pemegang saham Garuda, ia menginginkan dalam setiap bisnis BUMN juga dapat melibatkan BUMN lainnya.

"Kita ingin Airbus meningkatkan order pembuatan komponen pesawat dari PT Dirgantara Indonesia. Kita juga meminta Airbus untuk membantu pesawat CN 219 buatan Dirgantara Indonesia supaya dapat dibantu memperoleh sertifikasi sehingga bisa dijual di Eropa," ujar Rini.

baca juga: Soal Pembelian Pesawat A350, Faisal Basri Sepaham dengan Rizal Ramli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com