Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Incar Kunjungan Pelancong, Benahilah Bandar Udara!

Kompas.com - 22/08/2015, 17:38 WIB

KOMPAS.com - Bandar udara menjadi salah satu pintu untuk menambah jumlah pelancong. Lantaran alasan itulah, pembenahan bandar udara menjadi poin yang penting.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, memilih untuk membenahi Bandar Udara Blimbingsari. Bandar udara yang terletak di Desa Blimbingsari, Rogojampi, tersebut dibuka pada 29 Desember 2010. Namun, sejak 2004 sampai dengan 2008, pemda setempat sudah membangun bandar udara itu dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Upaya ini merupakan realisasi harapan masyarakat Banyuwangi akan adanya transportasi udara.  
 
Saat ini, pemda tengah merampungkan terminal Bandar Udara Blimbingsari. Targetnya, terminal tersebut selesai pada akhir 2015 dan bisa dioperasikan mulai Maret tahun depan.

Catatan terkumpul menunjukkan pada 2011, jumlah penumpang di bandar udara itu baru mencapai 7.000 orang. Jumlah penumpang meningkat menjadi 24.000 orang pada 2012 dan melonjak menjadi 44.000 pada 2013. Angka itu terus menanjak menjadi 87.000 orang pada 2014. Sampai Juni 2015 sudah 60.000 orang penumpang.

Menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas terminal Bandar Udara Blimbingsari dibangun dengan konsep green building atau bangunan ramah lingkungan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin energi alami. Diarsiteki oleh Andra Matin, terminal ini didesain tanpa pendingin udara AC, kecuali di ruangan tertentu. Hanya 25 persen ruangan yang memanfaatkan AC.

Sirkulasi udara diatur dengan kisi-kisi dan lebih banyak ruang terbuka. Aliran air juga ikut membantu menyejukkan udara. Di sekeliling terminal, bahkan di atas terminal, tanaman hijau membentang. Energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan matahari sebagai penerang ruangan di siang hari. "Keberadaan green airport jika nanti sudah beroperasi akan sangat mendongkrak jumlah wisatawan. Perkembangan jumlah penumpang di bandara kami juga semakin meningkat," kata Abdullah Azwar Anas.

Lebih lanjut, Anas menambahkan, pembangunan bandar udara ramah lingkungan terbukti menghemat anggaran. Rata-rata, pemda di daerah memerlukan dana Rp 300 miliar untuk membangun bandar udara. Di Blimbingsari, pemda, aku Abdullah, cuma merogoh kocek Rp 40 miliar membangun bandar udara ramah lingkungan.  Pemeliharaannya juga lebih murah," ujarnya.

Landasan Bandar Udara Blimbingsari tahun ini juga akan diperpanjang dari 1.800 meter menjadi 2.250 meter dengan dana dari APBN. Anas menambahkan, selain konsep hijau, arsitektur bandar udara itu juga mengadopsi kearifan lokal, yaitu arsitektur khas Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi. Atap bandara juga mengadopsi penutup kepala khas masyarakat Suku Osing. "Kami juga mengakomodasi budaya masyarakat yang selalu mengantar kerabatnya yang akan bepergian. Jadi nanti pengantar tidak bergerombol di terminal, tapi ada ruang khusus untuk para pengantar," kata Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com