Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Krisis Pakan di Peternakan Sapi

Kompas.com - 22/08/2015, 19:03 WIB

KOMPAS.com - Kemarau panjang sebagai dampak dari fenomena alam El Nino bisa menjadi ancaman krisis pakan di peternakan sapi. Salah satunya terjadi di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Para peternah sapi di sana kini mulai kesulitan untuk mendapatkan pakan ternak mereka. Pasalnya, semua rumput telah mengering.

Salah seorang peternak sapi di Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Mutimma, Sabtu (22/8/2015) menuturkan, untuk mendapatkan pakan ternak, dirinya terpaksa mencari rumput ke desa-desa lain. "Kalau di sini sudah tidak bisa, karena daerahnya sudah kering," katanya.

Sementara, peternak yang memiliki cukup modal membeli pakan ternak berupa jagung dan serbuk padi. Caranya bahan itu dimasak lalu dijadikan pakan sapi-sapi piaraan mereka.

Namun, peternak yang tidak memiliki cukup uang terpaksa mencari pakan ternak ke desa-desa lain. "Kalau saya terkadang menyiasati dengan memberi pakan sapi pohon pisang," kata Mutimma. Caranya, pohon pisang itu diiris kecil-kecil, lalu dimasak menggunakan kuali besar, lalu campur dengan singkong.

Kesulitan mendapatkan pakan ternak seperti yang dialami Mutimma ini, juga dirasakan para peternak lain di Pamekasan, terutama para peternak yang tinggal di desa rawan kekeringan.

Kepala Dinas Peternakan Pamekasan Bambang Prayogi mengatakan, persoalan pakan ternak saat kemarau memang menjadi masalah tahunan di Pamekasan, terutama bagi penernak sapi yang tinggal di daerah perbukitan dan kesulitan air. "Kalau yang tinggal di dataran rendah, terutama yang ladangnya terdapat irigasi, tidak masalah, karena mereka bisa memelihara pakan seperti rumput gajah, atau menanam jagung khusus pakan ternak," kata Bambang.

Kendati pakan ternak kini sulit, populasi sapi di Pamekasan dipastikan tidak akan berkurang. "Tapi dari sisi keuntungan jelas berkurang karena pertumbuhan daging sapi lambat dibanding saat musim pakan," katanya.

Bambang mengatakan, ke depan memang perlu adanya koordinasi dengan instansi terkait, terutama dinas yang memiliki program pengeboran untuk lahan pertanian, agar diprioritaskan pada desa-desa yang rawan kekeringan. Sehingga, sambung dia, dengan cara seperti itu, maka etani akan mendapatkan keuntungan lebih, yakni dari sisi pertanian dan sisi peternakan. "Sebab kalau di Pamekasan, umumnya di Madura, petani itu pasti memelihara sapi di rumahnya. Jadi kalau desanya mengalami kekeringan, tidak hanya produksi pangan yang terganggu, akan tetapi juga ternak peliharannya mereka juga sulit berkembang," pungkasnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com