Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Biomassa, Investasinya Hanya Separuh Bisnis Panas Bumi

Kompas.com - 24/08/2015, 08:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Potensi listrik biomassa yang mencapai 32 gigawatt (GW) belum dikembangkan optimal. Padahal modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan pembangkit listrik biomassa jauh lebih murah ketimbang pembangkit listrik panas bumi.

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tisnaldi menuturkan, hingga saat ini potensi biomassa baru termanfaatkan 1.700 megawatt (MW).

“Bisnis ini cukup menarik, karena untuk menghasilkan 1 MW itu dibutuhkan investasi hanya 2 juta dollar AS. Ini jauh lebih menarik daripada geothermal. Geothermal itu butuh 4-4,5 juta dollar AS. Jadi (biomassa) separuhnya geothermal,” ungkap Tisnaldi dalam diskusi yang berlangsung Minggu (23/8/2015).

Tisnaldi mengatakan, jika bisnis geothermal atau panas bumi memiliki resiko tinggi akan kegagalan, maka tidak demikian dengan bisnis biomassa. Meskipun begitu, ada pula syaratnya agar bisnis ini tidak merugi.

“Geothermal mempunyai resiko gagal, di sini (biomasa) tidak ada resiko gagal. Tinggal berkelanjutan atau tidak,” sambung dia.

Tisnaldi menyarankan, hal pertama yang perlu diperhatikan jika berniat berkecimpung di bisnis biomassa adalah potensi sumber-sumber energinya. Paling tidak ada 10 sumber energi biomasa, diantaranya yang terbesar adalah kelapa sawit. “Ada juga tebu, karet, kelapa, sekam padi, jagung, singkong kayu, kotoran sapi, serta sampah kota,” kata Tisnaldi.

Biasanya, lanjut Tisnaldi, bisnis biomassa dikatakan ekonomis jika sumber energinya bisa berlanjut sampai 15 tahun. Selain investasi dan resiko yang lebih rendah daripada geothermal, dia menambahkan, perbankan pun lebih tertarik memberikan pembiayaan untuk biomassa. “Perbankan nasional sudah tertarik membantu pendanaannya. Beda dengan geothermal, perbankan nasional masih pikir-pikir,” kata Tisnaldi.

Sementara itu Manajer proyek pengembangan bisnis PT Sumberdaya Sewatama, Stefanus Johan mengatakan, investasi dan resiko untuk mengembangkan pembangkit listrik dari biomassa memang lebih rendah dibanding panas bumi. Namun, murahnya investasi juga tergantung dari teknologi yang digunakan.

“Terkait teknologi ada beberapa jenis yang bisa digunakan. Hanya menutup kolam yang mengemisi gas methan, sampai kombinasi lebih kompleks untuk feeding, ada yang menggunakan tangki. Rentang investasinya antara 1,8 juta sampai 3 juta dollar AS,” ucap Stefan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com