Nilai tukar mata uang garuda pada penutupan sore ini, Senin 24/8/2015) berada di Rp 14.049 per dollar AS. “Eksportir sekarang sudah saatnya lepas valutas asing agar supply dan demand seimbang, agar nilai tukar enggak tertekan,” ucap Agus ditemui di gedung DPR, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Agus menengarai, nilai tukar rupiah yang pada perdagangan hari ini sempat tembus 14.000 per dollar AS disebabkan adanya aksi jual di pasar saham (sell off). Kondisi tersebut tidak hanya di Indonesia saja.
“Hari ini ada global sell off. Jadi pelaku pasar modal hampir semua sedang lepas saham. Ini berdampak ke Indonesia,” kata dia.
Selain disebabkan aksi jual di pasar modal, Agus juga menyebutkan anjloknya harga minyak dunia di kisaran 40 dollar AS per barel juga turut menekan kurs. “Orang khawatir lihat pertumbuhan ekonomi Indonesia,” sambung dia.
Kondisi nilai tukar rupiah hari ini diakui sudah di bawah nilai ideal pasar atau undervalued. Sebenarnya, kata Agus, kondisi seperti ini menguntungkan bagi negara yang memiliki industri pengolahan kuat.
“Kalau ada negara besar melemahkan, bisa dipahami. Negara tertentu melemahkan mata uangnya karena punya sektor pengolahan. Indonesia, sekarang 50 persen ekspor tergantung komoditas primer. Sehingga tidak dapat manfaat dari pelemahan mata uang. Jadi, kita tidak ikutan kompetisi mata uang,” pungkas Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.