Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan "Buyback" Saham BUMN Rp 10 Triliun Besok

Kompas.com - 24/08/2015, 21:54 WIB
BOGOR, KOMPAS.com — Pemerintah akan mengintervensi pasar saham yang tengah anjlok. Caranya ialah dengan melakukan pembelian kembali saham-saham pelat merah yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 10 triliun untuk merealisasikan operasi pasar saham ini. Ia tidak menyebutkan dari mana anggaran untuk buyback itu disiapkan.

Yang jelas, ada 13 perusahaan BUMN yang saat ini sudah go public yang sahamnya akan dibeli kembali. "Rencananya baru kita lakukan besok (Selasa)" ujar Rini, Senin (24/8/2015), di Istana Bogor.

Rini dalam proses memastikan BUMN mana yang mendapat prioritas untuk buyback.

Indikator yang akan dipergunakan adalah seberapa besar saham suatu BUMN turun. Yang paling besar penurunannya akan menjadi prioritas untuk dilakukan buyback.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo hari ini mengumpulkan sejumlah pengusaha yang perusahaannya terdaftar di BEI, termasuk juga pimpinan BUMN di Istana Bogor. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk meyakinkan para investor dan pengusaha bahwa pemerintah bakal mengambil kebijakan menghadapi kondisi terkini.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, melalui pertemuan itu, Presiden Jokowi ingin pengusaha tetap "percaya diri" meskipun kondisi ekonomi sedang buruk. Namun, pemerintah juga meminta pengusaha untuk ikut bergerak membantu pemerintah dengan tetap mendorong produktivitasnya.

Terkait pertemuan tersebut, pengusaha menanggapinya dengan beragam. Ada yang menanggapi secara positif, ada juga yang menilai pertemuan tidak efektif. Salah satunya pemilik MNC Group, Harry Tanoesoedibjo, yang mengatakan tidak ada solusi konkret dari pertemuan tersebut. Pengusaha sebetulnya menunggu aksi dari pemerintah berupa realisasi belanja negara.

Sementara itu, Franky Welirang, Direktur PT Indofood Sukses Makmur, mengatakan, pertemuan tersebut perlu diapresiasi. (Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com