Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana yang Lebih Baik, Investasi Reksa Dana Sekaligus atau Berkala?

Kompas.com - 25/08/2015, 06:07 WIB
Oleh: Rudiyanto*
@Rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Dalam melakukan investasi reksa dana, ada 2 cara yang dikenal secara umum yaitu Lump Sum atau investasi sekaligus dan Rupiah Cost Averagingatau investasi berkala. Mana yang lebih baik?

Yang dimaksud dengan investasi sekaligus adalah cara investasi dengan menggelontorkan semua dana sekaligus dalam 1 kesempatan saja. Sementara yang dimaksud dengan investasi berkala adalah berinvestasi secara rutin setiap bulannya.

Cara investasi secara berkala juga dikenal dengan sebutan autodebet. Dengan memilih cara investasi autodebet, investor memberikan kuasa kepada Manajer Investasi atau Agen Penjual untuk mendebet sejumlah dana dari rekeningnya ke rekening reksa dana setiap bulannya.

Sebenarnya pertanyaan yang tepat bukan mana yang lebih baik, tapi mana yang lebih sesuai. Sebab masing-masing cara memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Tergantung kondisi investor, cara yang baik untuk investor yang satu belum tentu baik juga investor lainnya.

Investasi Sekaligus
Keunggulan dari cara investasi secara sekaligus, dengan asumsi harga reksa dana mengalami kenaikan adalah hasil investasi yang lebih besar dalam jangka panjang.

Sebab dengan membagi dana dalam beberapa kali kesempatan, bisa saja dari ada investasi yang mendapatkan harga lebih tinggi dibandingkan investasi pertama kali. Namun cara ini tetap disukai investor karena harga reksa dana selalu berfluktuatif.

Dengan tidak memasukkan dana sekaligus, investor berkesempatan menambah investor di harga yang lebih murah pada saat reksa dana mengalami penurunan.

Kelemahan dari cara ini adalah jika waktu yang digunakan untuk melakukan investasi kurang tepat dan investor tidak berorientasi jangka panjang, maka ketika harga reksa dana mengalami penurunan, kerugian yang dialaminya bisa lebih besar.

Hanya saja, untuk mengetahui waktu yang tepat itu sangat sulit. Manajer Investasi yang sudah berpengalaman puluhan tahun sekalipun sulit melakukannya secara konsisten.

Oleh karena itu, cara investasi ini sebaiknya dilakukan oleh investor yang berorientasi jangka panjang dan siap menghadapi risiko penurunan harga.


Investasi Berkala
Investasi berkala berbeda dengan membagi dana investasi yang dimasukkan dalam beberapa kali kesempatan. Investasi berkala merupakan pendekatan disiplin dalam berinvestasi dengan komitmen sejumlah dana yang sama setiap bulannya baik dalam kondisi harga naik maupun turun.

Keunggulan daripada cara ini adalah melatih investor dalam disiplin berinvestasi. Sebab terkadang permasalahan utama tidak tercapainya tujuan keuangan adalah kurangnya disiplin dari para investor.

Ketidakdisplinan ini bisa disebabkan gaya hidup yang terlalu konsumtif atau ketidakmampuan dalam mengendalikan perilaku keuangan. Umumnya orang menabung dari sisa, biasanya cara ini sangat sulit karena berapun penghasilan orang akan selalu merasa tidak cukup.

Cara yang lebih tepat adalah membelanjakan dari sisa. Jadi dari penghasilan setiap bulan sudah dikurangi porsi yang digunakan untuk investasi. Baru sisanya dihabiskan untuk kebutuhan hidup. Investasi berkala merupakan cara investasi yang dapat membantu membentuk kebiasaan disiplin tersebut.

Kelemahan dari cara ini adalah tidak melihat waktu. Jadi mau kondisi pasar naik ataupun turun, investor tetap fokus pada tujuan investasinya. Bisa jadi, dalam beberapa kesempatan investor mendapatkan harga yang relatif tinggi sehingga tingkat keuntungannya kurang besar jika dibandingkan investasi sekaligus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com