Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap "Buyback" Saham BUMN, IHSG Langsung Melaju di Atas 4.200

Kompas.com - 25/08/2015, 09:32 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Selasa (25/8/2015) berhasil bangkit (rebound) dari keterpurukan kemarin. IHSG dibuka naik 18,49 poin ke posisi 4.182,22.

Hingga sekitar pukul 09.20 WIB, indeks terus melaju ke posisi 4.256,19 atau menguat 92,46 poin (2,22 persen). Tercatat, 147 saham naik, 47 saham turun, dan 45 saham stagnan. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 977,52 miliar dengan 717,76 juta lot saham.

Hari ini, IHSG masih dibayangi sentimen negatif, di tengah penurunan bursa saham secara global, Selasa. Rencana pembelian saham oleh perusahaan-perusahaan, terutama badan usaha milik negara (BUMN), ditunggu pasar.

IHSG kemarin kembali anjlok tajam hingga 172 poin (3,97 persen) dengan penutupan di 4.163, menyusul meningkatnya kekhawatiran atas gejolak pasar saham global dan depresiasi rupiah. Nilai tukar rupiah atas dollar AS untuk kali pertama sejak 1998 menembus level 14.000. Tekanan jual di pasar saham kembali meningkat setelah bursa saham Tiongkok kemarin anjlok 8,5 persen (indeks Shanghai), terburuk sejak 2007 lalu.

Respons negatif pasar atas gejolak di Tiongkok telah melanda semua pasar negara berkembang ataupun pasar negara maju. The MSCI Asia Pacific Index kemarin telah menunjukkan koreksi selama tujuh hari perdagangan berturut-turut, dan risiko kredit di Asia naik ke level tertinggi sejak Maret 2014. Langkah bank sentral Tiongkok mendevaluasi mata uangnya secara drastis 3,3 persen pada pertengahan Agustus lalu dan rencana kenaikan bunga The Fed telah menekan mata uang pasar negara berkembang (emerging market).

Menurut riset First Asia Capital, dampak yang lebih parah dihadapi rupiah karena ekspor Indonesia anjlok, terutama karena terdampak harga komoditas primer yang terus melemah. Juli lalu, ekspor Indonesia turun 19,23 persen (tahun ke tahun). "Tekanan mata uang emerging market dan dampaknya terhadap perekonomian domestik telah memicu keluarnya arus dana asing dari aset berisiko," sebutnya.

Pada perdagangan kemarin, penjualan bersih asing mencapai Rp 734,21 miliar. Sepanjang tahun ini hingga kemarin, penjualan bersih asing mencapai Rp 5,11 triliun, IHSG anjlok 20,34 persen (year-to-date atau YTD), dan rupiah terkoreksi 13 persen (YTD).

Sejalan dengan meningkatnya risiko pasar, tekanan jual kembali melanda perdagangan saham pada bursa global malam tadi. Indeks Eurostoxx di zona Euro anjlok 5,35 persen di level 3.073,39. Indeks DJIA di Wall Street pada awal perdagangan sempat anjlok 1.000 poin, sebelum akhirnya berhasil mengurangi kerugian dengan penutupan yang anjlok 3,57 persen atau 588,40 poin di level 15.871,35. Adapun indeks S&P anjlok 3,94 persen di level 18.93,21. Harga minyak mentah tertekan hingga 5,81 persen di level 38,10 dollar AS per barrel.

Pada perdagangan hari ini, tekanan jual diperkirakan kembali mendominasi perdagangan menyusul meningkatnya kekhawatiran bahwa pelemahan rupiah berlanjut atas dollar AS dan merosotnya kembali harga komoditas. Namun, pada akhir sesi, nilai rupiah diperkirakan berpeluang membaik, terutama apabila pemerintah merealisasikan rencana pembelian kembali (buyback) saham sejumlah BUMN untuk meredam kepanikan di pasar saham.

IHSG diperkirakan bergerak dengan support di level 4.010 dan resisten di level 4.250.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com