Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Siap-siap Rogoh Kocek Lebih Dalam...

Kompas.com - 25/08/2015, 10:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bersiaplah merogoh kocek lebih dalam untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Para peritel siap mengerek harga jual barang lantaran para pemasok sudah mengerek harga produk yang mengandung bahan baku impor. Ini lantaran mata uang Garuda sudah menyentuh batas psikologis Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf menjelaskan, peritel biasanya mengerek harga barang, mulai dari proses stok. Biasanya, jangka waktu stok barang impor atau berbahan baku impor sekitar tiga bulan. Setelah stok habis, para pemasok kembali berbelanja dengan harga yang baru.

Masalahnya, saat berbelanja barang bertepatan dengan kurs rupiah yang  melemah. Alhasil,  maka pengeluaran biaya (cost) akan membengkak. Ujungnya mau tidak mau harga barang harus naik. "Kenaikan harga barang maksimal 5 persen," kata Wiwiek, kepada Kontan, Senin (24/8/2015).

Jenis barang bersiap berganti harga lebih mahal adalah barang impor atau barang yang mengandung baku impor. Misalnya susu, detergen, biskuit, sampo, dan sabun. Sedangkan, barang yang memiliki kestabilan harga lantaran berbahan baku lokal adalah  beras, gula, dan minyak.

General Manager of Marketing & Communication PT Kawan Lama Sejahtera, Teresa Wibowo menambahkan, pihaknya juga  segera menaikkan harga jual barang untuk produk furnitur di gerai Ace Hardware, gerai milik anak usaha Kawan Lama, PTPT Ace Hardware Tbk (ACES).  

Langkah ini untuk antisipasi kenaikan biaya impor dan persaingan harga dari kompetitor. Namun, Teresa  juga memastikan, kenaikan harga produk di gerai Ace Hardware tidak akan mengekor prosentase depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang sudah merosot 11,8 persen. "Kenaikan harga barang hanya sedikit, demi menyesuaikan daya beli konsumen," ujar dia.

ACES tidak berani mengerek harga produk terlalu besar karena berharap bisa memperbesar penjualan volume penjualan barang. Dengan begitu, pertumbuhan pendapatan bisa mengimbangi beban perusahaan.

Kelas atas masih kuat

Pasalnya, bila gejolak rupiah tidak segera diantisipasi dengan baik, untuk jangka panjang bisa menggerus perolehan laba perusahaan ritel. Apalagi,  saat ini, porsi barang impor di Ace Hardware masih 80 persen terhadap total barang. 

Namun, tak hanya itu saja.Demi menyeimbangkan beban dan pendapatan, pengelola gerai seperti Ace Hardwere ini juga terus berupaya mengurangi produk impor untuk memangkas biaya.  Misalnya dengan mulai menjajakan produk furnitur lokal di gerai-gerainya. "Kami mulai memasukan barang lokal ke pasar," tambah Teresa.

Bagi pengelola gerai ritel dengan target menengah atas mengklaim, pelemahan rupiah terhadap dollar AS,  belum terlalu mempengaruhi peritel yang menyasar pasar atas.

Nugraha Setiadharman, Direktur Utama PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) menyebut konsumen Ranch Market serta Farmers Market belum terpengaruh kenaikan harga.

Meski begitu, mereka kini berhati-hati untuk ekspansi bisnis. Supra Boga juga akan melakukan efisiensi dan strategi promosi kreatif supaya bisa menjaga pertumbuhan bisnis tetap bisa positif.

Nugroho mengakui, beberapa gerai masih mampu mencatat pertumbuhan penjualan dua digit di tengah pelambatan ekonomi. "Karena segmen  pasar yang kami garap masih cukup resilience terhadap situasi, jadi pelambatan bisnis belum terjadi," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRI) Tutum Rahanta, menjelaskan, keputusan peritel untuk menaikan harga jual bukan  semata untuk mengambil keuntungan. Ia mengklaim langkah ini dilakukan untuk menyehatkan kinerja peritel dari pengeluaran biaya akibat efek pelemahan rupiah. (Nina Dwiantika)

baca juga: JP Morgan Sarankan Lepas Portofolio di Indonesia, Rupiah Makin "Terancam"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com