Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi : Jangan Pesimistis, Kita Masih Pegang Duit

Kompas.com - 25/08/2015, 15:54 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Presiden Jokowi, mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak pesimistis menghadapi turunnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang dollar AS.

Jokowi menegaskan, negara masih memiliki anggaran yang cukup untuk menggairahkan kembali perekonomian dalam negeri. "Jangan mengikuti arus psikologi lemahnya nilai tukar mata uang, harus ada terobosan agar kita bisa tetap survive," kata Jokowi usai membuka Munas MUI IX di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (25/8/2015).

Pemerintah, kata Jokowi, masih memiliki anggaran yang cukup untuk membangkitkan perekonomian dalam negeri. "APBN masih Rp 460 triliun, APBD Rp 273 triliun, dan BUMN masih punya Rp 130 triliun, itu belum termasuk dana pihak swasta. Intinya kita masih pegang duit," jelasnya.

Dia mengaku sudah mengintruksikan untuk melakukan deregulasi besar-besaran, agar anggaran tersebut bisa terserap efektif. Deregulasi yang dimaksud Jokowi adalah terobosan administrasi yang memutus rantai birokrasi yang menhgambat terserapnya anggaran negara.

Tidak hanya itu kata Jokowi, Bank Indonesia (BI), Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan sudah membuat instrumen untuk mencari jalan keluar terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sayangnya, menurut Jokowi, pengaruh eksternal yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar memang lebih mendominasi.

"Pengaruh eksternal dalam konteks saat ini lebih kuat, seperti krisi Yunani, naiknya suku bunga di Amerika, dan banyak lagi yang terjadi di negara luar," terangnya.

Untuk itu, dia meminta semua pihak termasuk media untuk membuat masyarakat Indonesia tetap optimis menghadapi masalah ekonomi global ini, dan meyakinkan bahwa negara ini masih bisa melewati Krisis global dengan potensi yang dimiliki. "Jangan membuat berita-berita yang membuat masyarakat menjadi semakin tidak optimistis," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com