Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Harga Barang Elektronik dari China dan Jepang Mestinya Tak Naik

Kompas.com - 26/08/2015, 04:59 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa menguatnya dollar AS tidak sepenuhnya mempengaruhi harga barang elektronik. Harga barang elektronik asal Tiongkok atau pun Jepang semestinya cenderung tidak mengalami perubahan meskipun dollar AS menguat.

"Kalau elektronik dari mana, elektroniknya dari China atau Jepang, tidak mustinya tidak ada kenaikan harga. Karena dia devaluasi katakanlah 6 persen, kita 20 persen, memang agak terjadi. Terjadi memang, tetapi ekspor kita tidak jauh lebih baik," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Atas dasar itu, Kalla menilai pemerintah belum perlu mengantisipasi kenaikan harga barang elektronik akibat penguatan dollar AS. Mata uang Garuda, menurut dia, hanya melemah terhadap dollar AS.

Kalla juga menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dollar AS tidak hanya terjadi di Indonesia.

"Ini masalah dunia semuanya, jadi kalau yang lain lemah, sebenarnya tak jadi soal, hanya kepada dollar. Tetapi kita dengan yen, dengan yuan, dengan ringgit, tetap saja seimbang karena masing-masing melemah," kata Kalla.

Terkait upaya meningkatkan nilai tukar rupiah, Kalla berharap para eksportir memasukkan uangnya ke dalam neggeri. "Kita harap saja bahwa pengusaha-pengusaha, eskportir yang ada uangnya di luar negeri supaya masukan uangnya ke negeri kita. Tak usah tetap saja membentuk dollar, tidak perlu tukar-tukaran," ucap Kalla.

Wapres juga menyampaikan bahwa kondisi perekonomian saat ini tidak bisa disamakan dengan 10 tahun lalu. Sebab, perekonomian dunia mengalami perkembangan sehingga faktor eksternal yang memengaruhi nilai tukar rupiah pun berbeda.

"Ada ukuran tentang daya beli. Ada ukuran tentang nominalnya. Ada ukuran perbedaan antara inflasi Indonesia dengan inflasi Amerika. Semuanya kalau itu berbeda-beda. Katakanlah daya beli, dulu 10 tahun lalu dengan satu dollar Anda bisa makan di warung padang, Rp 8.000, Rp 9.000, kan bisa kenyang 10 tahun lalu. Tetapi, sekarang, Anda tak bisa makan satu dollar di warung padang," ujar Kalla.

Wapres menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Malaysia. Daya beli masyarakat Indonesia masih sama dengan Tiongkok. Kendati demikian, ia memahami bahwa pemerintah tidak bisa menganggap enteng pelemahan ekonomi saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com