Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tetap Sasar China untuk Produk Bubur Kayu

Kompas.com - 31/08/2015, 19:44 WIB

KOMPAS.com - Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, China tetap menjadi sasaran ekspor bubur kayu asal Indonesia. Adalah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) Wien Kusdiatmono sebagaimana dilansir dari Antara pada Senin (31/8/2015) yang mengatakan bahwa nilai ekspor bubur kayu asal Sumatera Utara ke China naik 47,37 persen pada semester I 2015.

Menurutnya, saat periode sama pada 2014, nilai ekspor bubur kayu ke China menyentuh angka 45,835 juta dollar AS. "Nilai ekspor yang naik dilaporkan lebih dipicu dari kenaikan harga, meski naiknya tidak signifikan," katanya.

Kenaikan nilai ekspor bubur kayu itu menggembirakan karena selama ini tren menurun dan terjadi di tengah menurunnya ekspor berbagai komoditas. Semakin menggembirakan, katanya, karena secara total nilai ekspor Sumut ke China juga sedang anjlok atau di semester I turun 36,95 persen atau tinggal 380,113 juta dolar AS.

Sementara, Direktur Utama PT Toba Pulp Lestari Tbk (produsen pulp) Mulia Nauli sebelumnya mengakui adanya tren peningkatan permintaan dan harga meski dalam persentase kenaikan yang tidak besar. Kondisi itu, kata dia, dimanfaatkan untuk terus meningkatkan kualitas produksi. "Selain untuk tetap bisa bertahan di tengah pasar yang masih belum pulih, peningkatan mutu dimaksudkan agar harga jual bisa lebih mahal," katanya.

Pada 2015, produksi Toba Pulp ditargetkan bisa mencapai 190.000 hingga 200.000 ton dari kapasitas mesin 240.000 ton per tahun. Dia mengakui pasar terbesar bubur kayu Toba Pulp antara lain memang masih China.

Mulia Nauli menjelaskan, bahan baku pabrik berupa kayu bersumber dari hutan tanaman industri (HTI) dengan jenis tanaman pokok ekaliptus yang cepat tumbuh dan kaya serat serta kuat. Hasil penanaman HTI sudah mencapai 47.000 hektar. HTI dikelola berdasarkan prinsip lestari dan berkesinambungan (sustainable).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com