“Dampak pelonggaran ekspor minerba tidak kuat, karena ekonomi China masih melambat,” kata Eric Alexander Sugandi, Ekonom Senior Standard Chartered di sela-sela seminar bertajuk ‘Perekonomian Indonesia dari Masa ke Masa’, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Eric mengatakan, hal tersebut disebabkan harga komoditas pertambangan yang tengah jatuh. Sebanyak 41 persen ekspor RI berupa komoditas, termasuk crude palm oil (CPO) di dalamnya. Selain itu, perlambatan ekonomi China juga menjadi faktor penentu efektivitas kebijakan pelonggaran ekspor.
“Dia (China) konsumen paling besar logam dasar dan mineral mentah. Apakah itu (relaksasi) bisa membantu ekspor melonjak drastis? Saya kira tidak,” tegas Eric.
Dia pun memberikan saran kepada pemerintah agar jangan sampai mengubah arah kebijakan untuk hilirisasi mineral pertambangan.
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution enggan memberikan penjelasan rinci soal wacana relaksasi mineral. “Desainnya tunggu saja. Mulai besok kita akan cerita,” kata Darmin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.