Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Investasi, Dihindari Atau Dihadapi?

Kompas.com - 01/09/2015, 06:07 WIB
Oleh Rudiyanto
@rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Dalam investasi reksa dana, pasti ada yang namanya risiko. Risiko dapat menyebabkan nilai pokok investor berkurang. Pertanyaannya, bagaimana sebaiknya investor bereaksi terhadap risiko? Apakah sebaiknya dihindari atau dihadapi ?

Kita mulai dari menghindari risiko. Apakah memungkinkan bagi investor untuk menghindari risiko? Jawabannya bisa.

Cara untuk menghindari risiko secara sempurna adalah dengan tidak berinvestasi. Namun dengan tidak berinvestasi, berarti juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kenaikan jangka panjang yang berpotensi dihasilkan oleh reksa dana.

Cara lain untuk menghindari risiko adalah dengan melakukan market timing. Dalam bahasa sederhana market timing adalah melakukan investasi ketika harga sudah mencapai titik terendah dan menjualnya ketika harga sudah mencapai titik tertinggi.

Permasalahannya, market timing mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan. Anda bisa melakukan analisis dengan sangat mendalam mulai dari analisa fundamental, teknikal, ekonomi nasional, ekonomi global hingga perkembangan politik namun tetap tidak bisa mengetahui kapan waktu jual beli yang tepat secara konsisten.

Bahkan dengan dukungan data yang lengkap, alat analisa yang canggih serta SDM berkualitas yang kerjanya hanya memantau saham setiap hari sekalipun, yang namanya market timing juga bukan perkara mudah bagi para Manajer Investasi.

Jadi daripada bersusah payah menghindari risiko dengan melakukan market timing dan belum tentu berhasil juga, maka opsi lain bagi investor yang ingin mendapatkan potensi keuntungan jangka panjang dari investasi adalah dengan menghadapinya. Pertanyaannya, bagaimana cara menghadapi risiko?

Menghadapi risiko adalah bagaimana bisa tetap bersikap tenang menghadapi penurunan pasar dan bahkan memiliki dana untuk menambah investasi ketika harganya sedang turun. Jadi dalam prosesnya investor pasti akan mengalami penurunan pada nilai investasi juga.

Ketika kondisi pasar sedang turun, Tidak semua investor merasa sedih. Bagi yang memiliki kas dalam jumlah besar justru senang karena berkesempatan untuk berinvestasi di harga rendah. Jadi kuncinya adalah tetap memiliki kas.

Hal ini berlaku untuk investor yang baru mau berinvestasi dan untuk investor yang sudah berinvestasi sekalipun. Bagaimanapun caranya harus selalu memiliki cadangan kas yang cukup atau dalam perencanaan keuangan disebut dengan dana darurat.

Besaran dana darurat ini sangat relatif, bisa berkisar antara 3 bulan hingga 12 bulan pengeluaran tergantung kondisi masing-masing investor. Semakin tua usia, semakin banyak tanggungan keluarga maka sebaiknya dana darurat juga semakin besar.

Dalam kondisi reksa dana turun cukup dalam, sebagian dari dana darurat ini dapat digunakan untuk membeli di harga murah. Selain itu, dengan tetap memegang kas, investor diharapkan dapat berpikir tenang dan mengambil keputusan secara rasional.

Cara kedua dalam menghadapi risiko adalah menyusun portofolio yang terdiversifikasi. Atau dalam bahasa sederhana, jangan hanya berinvestasi pada satu reksa dana saja. Tapi berinvestasilah pada beberapa jenis reksa dana sesuai profil risiko.

Apabila profil risikonya konservatif, investor bisa berinvestasi sebagian besar dananya pada jenis reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap, baru bagian lainnya bisa dibagi pada reksa dana campuran dan saham dengan porsi yang lebih kecil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com