Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emil Salim Nilai Proyek KA Cepat Hanya Mengalirkan Dollar AS ke Luar Negeri

Kompas.com - 01/09/2015, 17:24 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Emil Salim mempertanyakan urgensi pengembangan proyek kereta api cepat di tengah sulitnya perekonomian nasional. Menurut Emil, proyek tersebut hanya mengalirkan dollar AS ke luar negeri meskipun digarap melalui kerja sama dengan investor negara lain.

"Betul tidak memakai dana pemerintah, tetapi tetap ada dollar out flow (mengalir ke luar), dollar ini kan harus untuk dibeli mesin itu. Yang membeli betul bukan pemerintah, tetapi kan dollar tetap ke luar walaupun namanya swasta atau konsorsium, dollar tetap ke luar," kata Emil di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Mengalirnya dollar AS dinilainya hanya memukul nilai tukar rupiah. Menurut Emil, sedianya pemerintah berupaya untuk memasukkan dollar AS ke dalam negeri dan menghemat dollar AS.

Pemerintah perlu mengencangkan ikat pinggang dengan mengedepankan proyek yang patut menjadi prioritas. Menurut dia, proyek kereta api cepat tidak sepenting proyek pembangunan tol laut.

"Apa tidak lebih baik jalan tolnya ke laut dibangun? Jadi prioritas strategi. Orang terpesona oleh karena (proyek kereta api cepat) ini dibiayai dari luar. Ya, tetapi dari luar itu pemerintah tidak bayar, tetapi dollarnya tetap akan mengalir ke luar untuk membelikan. Dalam keadaan kita kekurangan, irit keinginan supaya dollar jangan keluar, kita justru dolar keluar, apa konsisten itu?" kata dia.

Di samping itu, Emil khawatir kereta api cepat nantinya bisa mengganggu sistem perkeretaapian yang dibangun PT Kereta Api Indonesia selama ini.

Emil hari ini menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyampaikan masukannya mengenai dinamika kependudukan dan pembangunan berkelanjutan.

Masukan ini diharapkan bisa menjadi bekal bagi Kalla dalam memimin delegasi Indonesia mengikuti pertemuan di New York yang membahas program pembangunan berkelanjutan pada September ini.

Emil mendampingi perwakilan United Nations Population Fund di Indonesia Jose Ferraris. Dalam pertemuannya dengan Kalla tadi, Emil mengaku tidak menyinggung proyek kereta api cepat.

Sebelumnya, Emil mengkritik proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya. Menurut dia, proyek tersebut justru memperbesar ketimpangan sosial. Daripada membangun proyek kereta api cepat di Jawa, Emil menilai, pemerintah lebih baik membangun transportasi di Papua dan daerah Indonesia timur lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com