Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiongkok Kembali "Tenggelamkan" Harga Minyak Dunia

Kompas.com - 02/09/2015, 06:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Harga minyak dunia jatuh pada perdagangan Selasa (1/9/2015) waktu setempat (Rabu pagi WIB). Harga emas hitam ini tertekan oleh data manufaktur Tiongkok yang mengecewakan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober merosot 3,79 dollar AS, atau 7,7 persen, ditutup pada 45,41 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange.

Aksi jual menghentikan kenaikan kuat WTI selama tiga hari berturut-turut yang telah mendorong kontrak berjangka naik lebih dari 27 persen, berbalik naik (rebound) dari tingkat terendah enam setengah tahun.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober berakhir di posisi 49,56 dollar AS per barrel, anjlok 4,59 dollar AS, atau 8,5 persen dari penutupan Senin.

Kabar dari perekonomian Tiongkok sekali lagi memukul pasar di seluruh dunia. Data resmi yang dirilis pada pagi hari menunjukkan sektor manufaktur kunci negara itu terhenti pada Agustus. Indeks pembelian manajer (PMI) merosot ke terendah dalam tiga tahun di 49,7 pada Agustus dari 50,0 pada Juli. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Raksasa keuangan AS Citigroup mengatakan bahwa Tiongkok mendorong harga komoditas-komoditas, termasuk minyak, lebih rendah ke tingkat yang belum pernah sebelumnya.

"Kami perkirakan Tiongkok akan terus menekan turun harga komoditas dalam beberapa bulan mendatang," katanya.

Pertumbuhan manufaktur juga tampak terhenti di ekonomi utama dunia Amerika Serikat. Indeks pembelian manajer (PMI) sektor manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) meluncur lebih dekat dengan kontraksi pada Agustus, jatuh menjadi 51,1, terendah tahun ini, dari 52,7 pada Juli.

Para analis mengatakan, kelebihan pasokan minyak mentah global tetap menjadi hambatan pada harga, meskipun berbalik naik tajam dalam tiga hari terakhir.

"Meskipun produksi AS telah mulai turun, produksi Juni masih naik 7,1 persen dibanding setahun lalu," kata Nicholas Teo, analis pasar di CMC Markets.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com