Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Melorot 6,2 dollar AS

Kompas.com - 03/09/2015, 08:07 WIB
CHICAGO, KOMPAS.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Rabu (2/9/2015) waktu setempat (Kamis pagi WIB), seiring dengan menguatnya dollar AS dan investor yang kembali beralih ke pasar saham.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember kehilangan 6,2 dollar AS, atau 0,54 persen, menjadi menetap di 1.133,60 dolar AS per ounce.

Perusahaan-perusahaan swasta AS menambahkan 190.000 pekerjaan pada Agustus, naik dari revisi 177.000 pada bulan sebelumnya, kata Laporan Nasional Ketenagakerjaan yang dirilis bersama oleh Automatic Data Processing (ADP) dan Moodys Analytics, berdasarkan survei bulanan.

Para analis mengatakan data ini mendorong dollar AS lebih tinggi, sehingga menekan emas yang berdenominasi dollar lebih rendah.

Bloomberg News menyebutkan,  laporan swasta yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS juga menambah spekulasi bahwa Federal Reserve semakin dekat untuk menaikkan suku bunganya.

Emas juga berada di bawah tekanan tambahan karena para investor beralih ke pasar saham. Saham AS diperdagangkan lebih tinggi pada sesi pagi Rabu, sementara indeks FTSE 100, ukuran acuan pasar saham Inggris, meningkat sebesar 0,41 persen pada Rabu.

Adapun logam lainnya di COMEX, perak untuk pengiriman Desember naik 4,7 sen, atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 14,667 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober menambahkan 5,2 dollar AS, atau 0,52 persen, menjadi ditutup pada 1.013,60 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com