Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi: Indonesia Jangan Bergantung pada Dollar AS

Kompas.com - 03/09/2015, 12:41 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Pemerintah harus membuat kebijakan supaya berbagai aktivitas ekonomi di Indonesia tidak bergantung pada dollar AS.

"Selama ini semua aktivitas ekonomi Indonesia termasuk hubungan dagang antarnegara selalu mata uang dolar sebagai patokan. Pemerintah bisa mengubah mata uang menjadi rupiah atau mata uang apapun dalam hubungan dagang jangan selalu dollar AS," kata Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Tanjungpura, Eddy Suratman, usai menghadiri Pleno ke IX Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bsnis Indonesia di Bengkulu, Rabu, (2/9/2015).

Ia menambahkan,  akibat ketergantungan terhadap dollar AS, saat mata uang AS itu mengalami penguatan terhadap rupiah maka kondisi ekonomi Indonesia mengalami gangguan.

Eddy mengatakan, secara umum perekonomian Indonesia saat ini dalam keadaan sakit. Namun, ia menyebut, kondisi saat ini belum krisis. Untuk mengobati sakit tersebut sejauh ini pemerintah telah melakukan langkah tepat seperti kebijakan fiskal diantaranya meringankan pajak bahkan menghapusnya.

"Ini bukan krisis, saat krisis ekonomi dahulu pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 14 persen, sekarang tidak. Semua kawasan tumbuh perekonomiannya," ujar dia.

Menurut dia, penguatan ekspor merupakan salah satu cara untuk mengobati perekonomian Indonesia

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat Indonesia yang memiliki simpanan dollar AS di luar negeri untuk dibawa ke Indonesia. Meski Eddy, pesimistis ajakannya itu bisa dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com