"Angka cadangan devisa yang diumumkan dalam waktu dekat bisa menambah sentimen negatif juga lebih rendah. Rupiah berpeluang tetap tertekan hari ini," sebut riset Samuel Sekuritas Indonesia.
Dollar AS masih kuat di Asia seiring dengan membaiknya data AS serta harapan stimulus Bank Sentral Eropa (ECB).
Sebelumnya ketika indeks dollar AS turun, posisi dollar AS tetap kuat di Asia karena sumber masalah berada di Tiongkok. Sehingga secara umum faktor pendorong pelemahan rupiah saat ini lebih banyak dari pendorong penguatan. Hingga kemarin sore rupiah kembali melemah bersamaan dengan kenaikan imbal hasil SUN.
Menjelang FOMC meeting dua minggu mendatang, ECB justru memangkas prospek pertumbuhan sehingga berencana meningkatkan injeksi likuiditas ke perekonomian. Akibatnya, euro langsung melemah dan diikuti oleh penurunan tajam yield obligasi di seantero Zona Euro.
Pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini, menurut data Bloomberg, mata uang garuda pada pukul 08.15 WIB berada di posisi Rp 14.194 per dollar AS, lebih lemah dibandingkan penutupan kemarin pada 14.170,4.
baca juga: Rupiah Loyo, Kemenhub "Sesuaikan" Batas Atas dan Bawah Harga Tiket Pesawat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.