Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambah Modal, Pemegang Saham Indonesia AirAsia Setuju Konversi Utang jadi Saham

Kompas.com - 08/09/2015, 04:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemegang saham Indonesia AirAsia sepakat untuk mengonversi utang yang diberikan ke maskapai tersebut menjadi saham preferens untuk membuat ekuitas perseroan menjadi positif dari saat ini masih negatif.

Presdir Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko mengatakan sejauh ini tidak ada masalah dengan keuangan perusahaan. Cashflow untuk membiayai operasional Indonesia AirAsia juga tetap terjaga.

"Sampai saat ini kegiatan operasional berjalan normal dan posisi ekuitas negatif tidak mempengaruhi aktivitas, standar keselamatan dan kegiatan maintenance," ujarnya kepada Kompas.com, pekan lalu.

Menurut Sunu, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan ekuitas negatif yang dialami perusahaan yang dipimpinnya, karena telah memperoleh fasilitas pinjaman dari pemegang saham. Pinjaman tersebut dinilai tidak akan membebani perusahaan.

"Pinjaman kami (diperoleh) dari pemegang saham. Biaya bunga, bila diperlukan, dapat dikapitalisasi. Dan dengan konversi menjadi saham preferens kami tidak ada beban untuk membayar dengan jadwal waktu tertentu," lanjut Sunu.

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2015, Indonesia AirAsia mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 486,35 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 340,33 miliar.

Kondisi tersebut otomatis menggerus permodalan maskapai milik Toni Fernandes ini. Pada akhir Juni 2015, ekuitas AirAsia Indonesia minus Rp 4,19 triliun jika dibandingkan dengan akhir semester I-2014 yang minus Rp 3,18 triliun.

Di sisi lain, AirAsia Indonesia juga mendapatkan pinjaman dari pihak terkait sebesar Rp 4,2 triliun. Saat ditanya apakah jumlah itu yang akan dikonversi menjadi saham preferens, Sunu tidak bersedia menjelaskan. "Tentang jumlah (yang dikonversi) saya tidak bisa konfirmasi," katanya.

Sebelumnya,Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengumumkan beberapa maskapai yang harus menambah modal, karena ekuitas negatif.

Beberapa maskapai yang dimaksud yaitu Indonesia Air Asia, Cardig Air, Transwisata Prima Aviation, Eastindo Services, Survai Udara Penas, Air Pasifik Utama, Johnlin Air Transport, Asialink Cargo Airlines, Ersa Eastern Aviation, Tri-MG Intra Airlines, Nusantara Buana Air, Manunggal Air Service, dan Batik Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com