Sebagaimana yang diungkapkan pemilik usaha kerajinan kayu GS4 Woodcraft Retno Hastuti, dia tak terlalu memikirkan gejolak nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS maupun perlambatan ekonomi global. Pasalnya, bahan baku maupun produksi maupun penjualan tak berkaitan dengan kegiatan ekspor impor.
"Pesanan terus datang, bahkan mengalami kenaikan. Beberapa yang menjadi pembeli kami adalah wedding organizer dari berbagai daerah. Untuk bahan baku juga mengambil dari Malang dan tidak impor," ujarnya Kamis (10/9/2015).
Dia menyebutkan, dalam kondisi seperti saat ini, dia tetap bisa mengantongi omzet setidaknya Rp 30 juta per bulan. Pasar domestik tetap menjanjikan dan permintaan selalu ada.
"Dulu saya pernah melakukan impor. Tapi karena kurang berpengalaman, akhirnya saya menghentikannya. Saat itu saya menjual ke Singapura. Sekarang saya menjualnya di Indonesia. Pemasaran melalui pameran dan lewat online," lanjut Retno.
Retno merupakan salah satu nasabah mikro Bank Mandiri. Dia mengawali usaha pada tahun 2002 dengan memperoleh bantuan pinjaman PKBL dari bank BUMN tersebut. Kini usaha yang telah dirintis sekitar 13 tahun silam ini menjadi penopang perekonomian keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.
Jumlah pekerja yang dilibatkan dalam usaha ini sebanyak 14 orang, yang terdiri dari keluarga sendiri maupun para tetangga.
Sementara itu, Senior Vice President Bank Mandiri Kanwil VIII Surabaya Sugeng Hariadi menargetkan bisa menyalurkan kredit mikro sebesar Rp 1,5 triliun sepanjang tahun 2015. Hingga akhir semester I, realisasi kredit tersebut telah mencapai Rp 800 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.